JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi kerjasama tim dari tiga fakultas di Universitas Gunadarma (Fakultas Teknik Industri, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Komputer) yang telah berhasil menciptakan alat ventilator menggunakan sistem knockdown dengan harga terjangkau serta menggunakan material yang hampir semuanya berasal dari dalam negeri. Dengan spesifikasi tersebut, ventilator dapat diproduksi secara cepat dengan biaya efisien.

"Tim yang sama juga telah berhasil mengembangkan pelengkap alat pelindung diri (APD) berupa perangkat masker yang dimodifikasi agar dapat disesuaikan dengan ritme pernafasan penggunanya dan aman dari virus serta bakteri, yang dinamai PAPR (Powered Air Purifying Respirator). Berbagai inovasi tersebut adalah wujud aktualisasi peran vital perguruan tinggi bagi masyarakat yang telah diimplementasikan dengan baik oleh Universitas Gunadarma. Jika setiap kampus berperan secara optimal dalam upaya penanggulangan pandemi, maka penanganan pandemi Covid-19 akan dapat dilakukan dengan lebih efektif," ujar Bamsoet saat mengisi kuliah umum dalam rangka menyambut mahasiswa baru Universitas Gunadarma, secara virtual dari Ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (17/9/20).

Turut hadir antara lain Rektor Universitas Gunadarma Prof. Margianti, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Irwan Bastian, dan Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof. Didin Mukodim.

Ketua DPR RI ke-20 ini mengingatkan kepada generasi muda, pada saatnya nanti mereka akan menerima tongkat estafet kepemimpinan nasional. Kepada mereka lah akan dititipkan Pancasila untuk ditanamkan dalam benak setiap anak bangsa, dihadirkan dalam ruang-ruang publik, serta dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Sebagai ideologi, Pancasila akan bermakna ketika kehadirannya dapat dirasakan dalam setiap denyut nadi dan tarikan nafas kehidupan masyarakat. Ia harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, agar tidak menjadi konsep yang hanya hidup di awang-awang. Atau hanya menjadi hapalan rumusan sila-sila di luar kepala. Kesadaran inilah yang perlu kita bangun bersama, yaitu kebulatan tekad untuk mendorong implementasi dan revitalisasi nilai-nilai luhur Pancasila dengan cara yang sederhana dan membumi, tetapi nyata," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, untuk membumikan Pancasila, tidak memerlukan konsep yang muluk. Karena sesungguhnya nilai-nilai Pancasila selalu hadir dan dapat ditemukan dalam keseharian. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan, itu Pancasila. Bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu persoalan, itu Pancasila.

"Pengenalan kehidupan kampus yang dilakukan Universitas Gunadarma dengan tidak hanya mengenai kiat-kiat bagi mahasiswa baru untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus, tetapi juga dimaksudkan membangun karakter mahasiswa sejak dini. Diantaranya melalui pembekalan wawasan kebangsaan bagi mahasiswa agar tidak tumbuh menjadi 'the lost generation', dalam arti generasi yang 'linglung' karena tercerabut dari jati diri dan akar budayanya," pungkas Bamsoet.***