Medan- Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)  yang dikelola BPJS Kesehatan terus mendapat apresiasi dari peserta. Kali ini datang dari salah seorang pasien cuci darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Pirngadi Medan. Ditemui di Ruang Hemodialisa RSUD dr Pirngadi Medan, Suparno (55) mengatakan, ''''Asuransi sosial" dari Pemerintah ini benar benar menyentuh masyarakat luas. Termasuk dirinya yang sudah merasakan betul manfaat menjadi peserta JKN KIS.

"Saya sudah 8 tahun cuci darah. Awalnya hanya sakit pinggang biasa," ujar Suparno, Sabtu (15/08).

Menurut warga Simalingkar, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan ini, dia sudah merasakan sakit pinggang sejak duduk di bangku SMP. Kondisi ini terus dirasakannya hingga berumah tangga dan memiliki anak serta cucu.

"Saya dulu bekerja di bengkel, 15 tahun saya jadi sopir dan sejak delapan tahun terakhir, saya dibawa ke sini (RSUD dr Pirngadi), saat diperiksa rupanya sudah kena ke ginjal dan ginjal saya bermasalah," terangnya.

Selang enam bulan kemudian, bapak 4 anak ini akhirnya harus menjalani cuci darah di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan tersebut.

"Enam bulan sejak ketahuan batu ginjal, terus langsung cuci darah, terakhir saya harus berhenti bekerja, karena sudah tidak bisa lagi kerja berat. Saya itu sopir truk, bawa alat berat keluar kota. Pernah saya bekerja seminggu, tapi sebulan setelah itu saya harus opname," beber Suparno.

Suparno juga mengaku, cuci darah ini harus dilakukannya selama 8 kali dalam sebulan.

"Masih untung juga saya, bayangkan sekali cuci darah itu bayar 1,2 juta, saya cuci darah delapan kali dalam sebulan, sudah hampir 10 juta juga saya harus bayar kalau saya umum," bebernya.

Begitupun, dia juga masih bersyukur, saat orang-orang banyak yang turun kelas, namun dia tetap bertahan di kelas II.

"Syukurlah ada BPJS, Alhamdulillah lah. Kalau enggak, sudah meninggal saya," timpal kakek 8 cucu ini.

Sebelum mengakhiri perbincangan, Suparno menjelaskan, dirinya menjadi peserta JKN-KIS sejak Februari 2014. Awalnya, dia adalah seorang peserta Medan Sehat yang kemudian beralih ke Jamkesda Provinsi Sumatera Utara.