MEDAN-Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di Kota Medan bahwa gig worker atau pekerja lepas termasuk UMKM yang didukung oleh teknologi Grab di Medan telah memberi dampak bagi peningkatan kualitas hidup mereka sebesar 8%.

Mitra dan agen Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga pendapatan yang lebih besar serta pembukaan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin. 75% mitra pengemudi GrabBike dan 55% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp939 ribu hingga Rp1,4 juta. 55% dari mitra pengemudi GrabBike dan 79% mitra pengemudi GrabCar juga mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka.

Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.

Hasil riset tersebut juga menjelaskan 13% mitra merchant GrabFood Medan terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 16% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.

Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. 21% mitra merchant GrabFood dan 7% agen GrabKios di Medan menambah hingga 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab. Tak hanya itu saja, peningkatan pendapatan dan pemasukan mitra pengemudi, merchant dan agen Medan seperti GrabFood dan agen GrabKios Medan yang disurvei juga melihat peningkatan pendapatan hingga 32% menjadi Rp52,2 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Medan meningkat 9% menjadi Rp13,5 juta per bulan sejak bergabung.

Sebanyak 44% mitra merchant GrabFood Medan juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya. Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike dengan peningkatan pendapatan hingga 103% menjadi Rp7,3 juta per bulan dan 114% menjadi Rp3,8 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

Peningkatan ini membuat mereka bisa menabung dan membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 24% mitra pengemudi GrabBike dan 10% mitra pengemudi GrabCar di Medan baru membuka rekening tabungan pertama ketika bergabung dengan Grab. Dikatakan Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics, Riyadi Suparno, M.Sc, mengungkapkan bahwa gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi. Saat Sumatera Utara (Sumut) mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca Covid-19.

"Kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung proses pemulihan ekonomi. Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Grab dapat membantu bisnis beradaptasi dengan beralih secara online menuju layanan seperti GrabFood dan GrabKios. Meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” katanya melalui Webinar Peluncuran Program Digitalisasi UMKM Medan #TerusUsaha secara daring, Selasa (11/8/2020).

Masih dalam kegiatan yang sama, Qonitah Azzahra (25 tahun) salah satu UMKM Digital di Medan telah membuka banyak lapangan pekerjaan di tengah pandemi. Bahkan sudah membantu orang tuanya berjualan busana muslim sejak SMA.

Wirausahawan asal Medan ini merasakan perubahan bisnis dari offline ke online selama menjalankan usaha. Toko busana muslim milik keluarganya ini dulu hanya melayani para pembeli yang datang ke toko sampai tahun 2017.

“Setelah lulus kuliah di Universitas Indonesia, saya kembali ke Medan dan mulai kembali usaha busana muslim bernama Qonitah Project. Saya mulai belajar jualan online karena melihat kebiasaan masyarakat Medan yang terbiasa belanja lewat smartphone. Untuk pengantaran pesanan pelanggan sehari-hari, saya pakai GrabExpress karena tahu mitra pengantarnya harus memberikan foto barang saat sudah sampai di tangan pembeli. Ini membuat saya yakin kalau barang yang saya jual aman," ungkapnya.

Saat ini, Qonitah Project sudah punya 6 karyawan yang membantu saya di toko. Pada masa pandemi ini, usahanya memang terkena dampak, namun Dia tetap bisa mempertahankan penjualan dan malah bisa menambah 3 karyawan kontrak guna membantu melayani pesanan yang melonjak pada Hari Raya Idul Fitri lalu.

"Seiring berkembangnya bisnis, saya sekarang sudah cukup percaya diri untuk segera memulai usaha lain di bidang kuliner karena melihat bisnis ini sangat berkembang di Medan berkat adanya GrabFood,” jelasnya.

Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution yang diwakili oleh Edliaty Siregar, MAP, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, mengungkapkan menyambut baik program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab pada hari ini. Dikatakannya pemerintah sepanjang tahun 2019 sudah membantu mempermudah penerbitan izin usaha agar lebih banyak lagi pelaku UMKM yang muncul di Kota Medan.

"Untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru, perlu strategi khusus untuk membantu para pelaku UMKM bertahan di tengah pandemi ini. Grab sudah mendukung pelaku UMKM melalui program pelatihan dan layanan digital dalam membantu usaha mereka sehingga mereka dapat bersaing dan lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. Melalui komitmen Grab, diharapkan dapat membantu pengusaha kuliner di Medan dalam keadaan serba sulit ini. Perlu ada komitmen bersama antara pemerintah dan Grab untuk membantu UMKM lokal dalam mengembangkan pasarnya guna mewujudkan UMKM yang kuat," pungkasnya.*