JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyarankan agar Kemendikbud RI segera melakukan penyesuaian kurikulum BDR (Belajar dari Rumah) baik daring (dalam jaringan) maupun luring (Luar Jaringan), dengan mengedepankan pendidikan kecakapan dan pembentukan karakter.

Selain itu, saran Hetifah, Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan fasilitas IT (Gawai, Kuota, Jaringan) di seluruh daerah, khususnya daerah 3T.

Kemendikbud RI, saran Hetifah, juga harus memiliki lusat informasi yang selalu mengupdate kebijakan dan menyampaikannya ke publik, serta memastikan kebijakannya dapat dilaksanakan oleh satuan pendidikan di setiap daerah.

Tiga saran tersebut, disampaikan Hetifah ketika menjadi pembicara seminar virtual bersama Kowani, Pemerintah, dan lebih dari seribu tenaga pendidik se-Indonesia, pada Selasa (4/8/2020).

Dalam seminar bertajuk 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju' yang digagas oleh Kowani itu, Hetifah menekankan pentingnya memenuhi hak-hak anak sesuai amanat perundangan dan Konvensi Hak Anak Internasional yang sudah diratifikasi Indonesia.

Bahwa pendidikan bagi Anak pasti membutuhkan biaya, Hetifah menyatakan apresiasi terkait wacana pemerintah untuk mendukung pembiayaan anak pra sekolah, atau semacam beasiswa persiapan sekolah melalui KIP.

"Kami di DPR akan support kalau gagasan ini akan diwujudkan," kata Hetifah yang berulang kali menegaskan penting jaminan agar setiap anak bisa mengenyam pendidikan dengan tenang, dan gembira.

Selanjutnya, mengingat telah disadari bersama bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah bagian yang amat vital dalam jenjang pendidikan setiap manusia Indonesia guna mencapai SDM unggul, Hetifah pun merekomendasikan beberapa hal untuk dilakukan, yakni; Revisi UU Sisdiknas utamanya terkait PAUD Formal dan Non Formal; Pencangan Gerakan Keluarga mendaftarkan anak ke PAUD; Bimtek guru-guru PAUD terkait BDR; dan menjadikan Guru PAUD serta Kader PKK sebagai konsultan pendidikan anak bagi keluarga.

Pandemi yang memang menuntut beberapa daerah atau wilayah-secara situasional-harus menjalani model pendidikan daring, menurut Hetifah betul-betul harus jadi perhatian. Ia bahkan mengajak para pihak untuk membuat gerakan 'hibah gadget' guna membantu pemenuhan sarana pendidikan anak di setiap keluarga. Ini, juga untuk mendukung fungsi para orang tua yang mengalami keterbatasan ekonomi dalam memenuhi tanggungjawab mereka sebagai pelaksana 75 persen pendidikan anak usia dini.

Seminar yang diinisiasi oleh Kowani itu, terselenggara dalam rangkaian Peringatan Hari Anak. Turut hadir dalam seminar tersebut, Ketua Umum Kowani Giwo Wiyogo, Menko Pembanguan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir E., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Dirjen PAUD Jumeri, dan Rektor Universitas YARSI.***