MEDAN-Keberadaan mangrove sangat dibutuhkan bagi lingkungan, khususnya di kawasan pesisir. Sayangnya, ekosistem mangrove di Indonesia saat ini mengalami masa kritis. Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dari 3,4 juta hektare mangrove di Indonesia, 50 persennya dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Belum lagi, tumpukkan sampah plastik di pesisir pantai dan kawasan mangrove yang mengganggu ekosistem dan biota laut lainnya.

Melihat kenyataan tersebut, dalam rangka memperingati hari mangrove sedunia tahun 2020, bertempat di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (28/07). Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I melakukan kegiatan penanaman sebanyak seribu bibit mangrove. Sekaligus bersama-sama warga membersihkan pesisir pantai dari sampah plastik.

Unit Manager Comm, Rel & CSR, M. Roby Hervindo menjelaskan, melalui kegiatan ini, Pertamina ingin mengajak masyarakat untuk lebih memahami bagaimana pentingnya menjaga pelestarian dan kebersihan di sepanjang pesisir Pantai Labu.

“Selain menjaga pelestarian pantai, sampah plastik yang sudah terkumpul tadi, kemudian dikirimkan ke kelompok binaan Pertamina untuk kemudian diolah jadi ecobrick yang bisa dimanfaatkan kembali oleh warga," jelas Roby.

Ecobrick sendiri merupakan salah satu metode pengolahan sampah dengan memanfaatkannya menjadi barang bernilai guna. Sampah yang tidak bernilai lalu dikumpulkan didalam bekas botol minum kemasan. Kemudian dipadatkan, untuk dimanfaatkan menjadi material pengganti bata dan produk olahan lainnya seperti meja dan kursi.

Berbagai kegiatan tersebut terangkum dalam program CSR Pertamina yang diberi nama “Masuk Bang Eko” yang merupakan program pelestarian Taman Swadaya Usaha Masyarakat Bagan Serdang dan Ekowisata Mangrove.

Hadir juga pada kesempatan yang sama Fuel Terminal Manager Instalasi Medan Group, Anas Hasan, yang menyampaikan bahwa konservasi dan pemberdayaan mangrove saat ini sudah memasuki tahun ketiga.

“Kegiatan ini terdiri dari empat kelompok Sadar Wisata (Darwis), yang beranggotakan masing-masing sebanyak empat orang. Selain melaksanakan konservasi, warga juga diberikan pelatihan pengolahan makanan berbasis hasil laut serta mangrove. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal,” ujar Anas.

Dari hasil pelatihan dan pendampingan tersebut, masyarakat telah mampu menghasilkan beragam jenis produk olahan. Diantaranya bakso ikan, nugget, abon ikan, dodol mangrove, sirup mangrove, permen mangrove.

Salah satu ketua kelompok Darwis, Rahmadsyah, mengucapkan rasa terima kasih atas perhatian Pertamina bagi masyarakat Pantai Labu.

“Sekarang selain hutan mangrove terjaga, penghasilan kami juga bisa bertambah. Sebelumnya penghasilan kami mencapai 1,5 juta rupiah perbulan. Setelah pelatihan pemanfaatan mangrove, sekarang kami bisa mendapat lebih dari dua juta rupiah perbulan,” ujar Rahmadsyah.

Abdul Mufid selaku perwakilan Camat Bagan Serdang menyampaikan harapan pemda agar bantuan yang diberikan bisa dijaga dengan baik oleh warga.

"Kami berharap, agar program yang sudah dijalankan dan direncanakan ini, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Bagan Serdang," tutup Abdul.*