Medan-Puluhan mitra driver Grab Bike Medan menggeruduk kantor Grab di CBD Polonia, Medan, kemarin. Para driver menyegel kantor Grab karena pihak Grab tidak memberikan jawaban atas tuntutan yang mereka sampaikan saat audiensi digelar Senin (27/7/2020) malam.

"Awalnya kami mengirimkan surat izin aksi kepada pihak kepolisian, namun kepolisian membukakan ruang audiensi dengan pihak Grab. Namun tidak ada jawaban ataupun kepastian dari pihak Grab , bahkan tenggat waktu penyelesaian juga tidak ada. Karena itu kami terpaksa untuk menyegel kantor operasional Grab di Medan," ujar Koordinator Aksi, Raja Siva.

Raja menjelaskan tuntutan utama para driver, yaitu meminta pihak Grab mengembalikan insentif yang telah dihapuskan. Sebab driver mengaku kesulitan meraup pendapatan jika hanya mengandalkan ongkos per orderan yang mereka terima dari konsumen. Apalagi ongkos minimal yang mereka dapat masih harus mendapat potongan.

"Tarif per orderan kan sudah diatur dalam Permenhub, tarif min Rp7.000 kita sudah dapat bersih, jangan dipotong lagi dong. Seperti Gojek kasih tarif minimal Rp8.000 sudah bersih untuk Driver. Kalau kami, masih dipotong lagi 20% (Rp1.400), jadi kita cuma dpt Rp5.600, padahal kita harus bayar parkir lagi, habis lah pendapatan kita," paparnya.

Menurut Raja, pihak Grab tidak seharusnya menghilangkan insentif untuk para driver sebab meski di masa pandemi, driver masih mampu mengumpulkan paling tidak 200 poin, sehingga ada pendapatan tambahan Rp80.000 yang bisa mereka bawa pulang.

"Target kita kan ada 100, 120, sampai 320 poin. Meski jumlah orderan naik turun gak bisa diprediksi, driver masih bisa capai 200 poin, itu sudah bisa bawa uang Rp80 ribu ke rumah. Kalau poin dihilangkan, tiap orderan kami hanya dikasih bonus Rp100. Jawaban Grab, kasih Rp100 aja mereka mengaku masih rugi, sementara kita lihat Grab masih bisa beriklan dengan nilai besar dan sponsorin acara," papar Raja. Selain itu, para driver juga menuntut pihak Grab mengaktifkan kembali akun driver yang diputus mitra sepihak karena kesalahan sistem Grab.

"Banyak teman-teman kita yang diputus mitra bukan karena keselahan mereka, tapi kesalahan sistem Grab sendiri. Kami minta Grab mengaktifkannya kembali," ujarnya.

Para driver Grab akan mogok beroperasi sampai pihak Grab memberikan jawaban. Tidak hanya itu, mereka mengkampanyekan untuk memberikan bintang satu kepada aplikasi Grab melalui Play Store.

"Sampai Grab Indonesia beri kejelasan, kami menyerukan offbid dan mengkampanyekan bintang satu di Playstore," tandas Raja.

Saat dikonfirmasi terkait aksi driver Grab Medan ini, melalui keterangan resminya, Grab Indonesia memberikan jawaban yang diplomatis.

"Grab menghargai hak setiap warga negara, termasuk para mitra pengemudi, untuk menyampaikan pendapat. Kami berharap demonstrasi yang akan berlangsung bisa berjalan dengan aman dan kondusif," tulis Grab.

Menurut Grab pihaknya selalu membuka jalur komunikasi dua arah secara rutin untuk menerima aspirasi, umpan balik dan masukan dari para mitra pengemudi, baik melalui pertemuan tatap muka seperti kopi darat dan kunjungan ke basecamp para mitra, dan cara-cara lain.

"Grab dibangun dengan semangat membagi manfaat dari kemajuan teknologi digital kepada sebanyak mungkin lapisan masyarakat dan kami menghargai kerja keras para mitra pengemudi dan terus berinovasi untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi yang tergabung dalam platform kami. Bersama mereka kami akan melanjutkan upaya perwujudan misi-misi kami, termasuk komitmen kami untuk meningkatkan taraf hidup mitra pengemudi Grab," katanya.

"Grab berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pengguna maupun mitra pengemudi dengan cara merespon segala masukan maupun keluhan terkait penggunaan layanan kami," tutup Grab.

Namun dalam keterangan yang berjudul "Tanggapan Resmi Terkait Unjuk Rasa Mitra Pengemudi di Medan" tersebut tidak disebutkan langkah apa yang akan diambil pihak Grab atas tuntutan para mitranya.*