Gunungsitoli - Sebagai upaya memastikan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di era JKN-KIS berjalan dengan berkualitas, BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli menggelar kegiatan Mentoring Spesialis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Pengelola Prolanis pada Senin (20/07).

Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dari FKTP dalam meningkatkan pengelolaan program Prolanis.

Dalam sambutannya, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli, Harry Nurdiansyah menyampaikan bahwa mentoring ini juga bertujuan sebagai wadah sharing kasus dan pengalaman dari masing masing FKTP dalam mejalankan program ini dan menurut Harry kegiatan ini juga sangat penting sehingga membantu FKTP dalam menjalankan program Prolanis.

“Dalam pelaksanaan program Prolanis, tentu terdapat kendala di lapangan. Kendala ini datangnya bisa dari banyak faktor, salah satunya internal maupun eksternal. Terlebih peserta dari program ini adalah peserta JKN-KIS yang diagnosanya memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, pasti akan muncul kendala dalam pelaksanaannya. Namun, kita berharap melalui acara ini akan ada solusi untuk kendala teknis yang ditemukan di lapangan,” tutur Harry.

Beatrice Bu’ulolo selaku dokter spesialis penyakit dalam yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut menjelaskan dalam pelaksanaan program Prolanis ini yang menjadi peserta adalah mereka yang di diagnosa memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi sehingga butuh penanganan khusus sesuai dengan riwayat penyakitnya.

“Program ini adalah program yang baik dengan alas pelaksanaan yang baik, sehingga dibutuhkan pelayanan yang baik pula dari pemberi layanan. Terkhusus pesertanya adalah pasien yang memang memiliki penyakit kronis yakni hipertensi dan diabetes meilitus dengan rata rata usia sudah lanjut usia,” jelas Beatrice dalam pembukaan materi.

Lebih lanjut Beatrice menerangkan program Prolanis merupakan program yang dijalankan oleh FKTP untuk menekan angka rujukan ke rumah sakit, dengan menerapkan pola hidup sehat. Kegiatan ini dijalankan oleh puskesmas melalui sosialisasi hidup sehat dan senam prolanis sehingga peserta Prolanis dapat mengontrol kesehatannya.

“Pelaksanaan sosialisasi dan senam prolanis harus dijalankan oleh FKTP pengelola Prolanis, sehingga kesehatan peserta Prolanis dapat terkontrol dengan baik. Dibutuhkan komitmen dari peserta Prolanis dalam mengikuti serangkaian kegiatan dan dibutuhkan pelayanan yang prima dari FKTP dalam memberikan layanan kepada peserta Prolanis,” terangnya.

Diakhir acara, Harry menyampaikan harapan pihaknya agar setelah kegiatan ini berlangsung, komunikasi antar FKTP dapat meningkat. Begitu juga komunikasi antara FKTP dengan dokter spesialis pembina, di luar pertemuan ini dapat terjalin intensif. Semata-mata upaya ini untuk peningkatan kualitas kesehatan peserta Prolanis di masing-masing kabupaten/kota.

“Kami berharap melalui acara ini, terjalin komunikasi yang erat antara FKTP dengan dokter spesialis. Untuk itu upayakan dalam 1 kelompok mentoring, anggotanya bersifat tetap, yaitu FKTP pengelola Prolanis dan 1 dokter spesialis. Apabila dokter spesialis terpaksa berubah, upayakan tetap ada 1 dokter spesialis sebagai pembina,” pungkasnya.