JAKARTA - Banjir bandang kembali menerjang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin (13/7/2020). Banjir bandang ini membawa sedimen tanah sampai setinggi dua meter. Banjir ini juga memutus akses komunikasi ke beberapa wilayah di Luwu Utara.

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan menyampaikan duka yang mendalam atas bencana alam ini. "Bencana alam ini memang sangat menyulitkan sebab terjadi di tengah situasi genting akibat Pandemi Covid-19. Akan tetapi, dengan gotong royong, bencana tersebut dapat segera teratasi," ungkapnya.

Syarief Hasan memang memiliki pertalian yang kuat dengan lokasi bencana. Sebab, Syarief Hasan lahir di Palopo, Tanah Luwu. Dan Luwu Utara masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tanah Luwu.

"Tentu, saya sebagai Wija To Luwu juga merasakan duka yang dirasakan oleh masyarakat di Masamba, Luwu Utara," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi langkah cepat dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan dalam menyikapi banjir bandang ini. "Saya perhatikan betul pergerakan cepat dari Pemda untuk membantu masyarakat yang menjadi korban dalam menghadapi bencana alam ini," ungkap Syarief Hasan.

Ia juga sangat mengapresiasi langkah konkrit dari berbagai lembaga dan masyarakat sekitar Luwu Utara yang telah bergotongroyong membantu masyarakat terdampak. "Salah satu ciri khas orang Indonesia terutama orang Luwu adalah rasa senasib sepenanggungan. Ciri khas ini sangat terlihat saat terjadi bencana alam di Luwu Utara. Berbagai organisasi kemanusiaan turun tangan membantu masyarakat dengan penuh keikhlasan.”, ungkap Syarief Hasan.

Eks Menkop UMKM ini juga telah berkoordinasi dengan Pengurus Partai Demokrat di Sulawesi Selatan dan berbagai jejaringnya untuk turut membantu masyarakat. "Memang Pandemi Covid-19 menyulitkan kita untuk bertemu langsung. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan memustuskan ikatan sosial dan ikatan batin saya sebagai anak dari Tanah Luwu," jelasnya.

Ia juga mendorong Pemda untuk melakukan kajian mendalam terkait penyebab terjadinya banjir bandang ini. Sebab, ini bukan pertama kalinya banjir terjadi di Luwu Utara. Dalam dua bulan terakhir, terjadi kurang lebih enam kali banjir dan ini adalah banjir yang terparah.

"Pemda harus segera mengambil langkah cepat untuk memastikan tidak terjadi banjir kembali. Pemda harus melakukan kajian mendalam, terutama di bidang lingkungan hidup dan kehutanan," tutup Syarief Hasan.***