ASAHAN-Ratusan masyarakat Desa Ambalutu, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan geruduk kantor PTPN3 Ambalutu, Rabu (15/7/2020).

Kedatangan masyarakat tersebut bertujuan meluapkan rasa ketidakterbukaan pihak management PTPN3 Ambalutu terhadap masyarakat terkait penerimaan Pekerja Kontrak Waktu Terbatas (PKWT).

Pantauan wartawan, bukan hanya masyarakat Desa Ambalutu saja yang meramaikan kawasan kantor PTPN3 tersebut. Namun dari mulai Kepala Desa, Perangkat Desa, Ketua BPD beserta anggota, Ketua LPM beserta anggota, Kepala Dusun hingga Bilal Mayit dan penggali kubur pun ikut serta melakukan aksi.

"Menurut kami cara penerimaan seleksi PKWT ini tidak sesuai. Sudah jelas terdapat calon PKWT yang sudah memenuhi prosedur pendaftaran dan memiliki skill yang diatas rata-rata malah gak lulus. Sementara kami nilai terdapat beberapa calon PKWT yang lulus memiliki skill dibawah rata-rata," ungkap salah satu pendemo.

Di dalam selebaran pengumuman calon PKWT lulus yang tertempel di pos Security PTPN3 Ambalutu terdapat 23 orang yang lulus dari 52 orang pendaftar. Kemudian dari Desa Ambalutu hanya 4 orang yang diterima sebagai PKWT.

"PKWT yang dicari oleh perusahaan ini sebagai pemanen sawit yang seharusnya juga memiliki skill memanen yang baik. Sementara warga kami yang memiliki kemampuan memanennya sangat baik kami rekomendasikan langsung tetapi malah tidak ada yang lulus," jelas Kepala Desa Ambalutu, Heri Kusniadi.

Dijelaskan Heri bahwa sebelumnya pihak management berjanji kepada masyarakat yang notabenenya diamanahkan Pemerintah Desa untuk merekomendasikan masyarakat Desa Ambalutu sebagai PKWT sebanyak 6 orang dengan syarat memiliki kemampuan baik dalam bidang memanen sawit dan dengan keadaan ekonomi yang kurang mampu.

"Dari amanah itu, kami ada lima orang yang terdiri dari saya sendiri sebagai Kepala Desa, Sekdes, Ketua BPD, Ketua LPM dan perwakilan Kepala Dusun untuk merekrut siapa enam orang yang pantas untuk direkomendasikan PKWT di PTPN3 Ambalutu. Enam warga kami ini menurut kami sangat memenuhi syarat, bahkan siap untuk aduh skill memanen," kata Kades Ambalutu.

Kemudian, kata Kades Ambalutu, 6 warganya itu tidak ada satupun yang lulus uji seleksi. Namun ada 4 orang warga Ambalutu lulus seleksi yang tidak termasuk rekomendasi dari Pemerintah Desa Ambalutu.

"Minggu malam tertanggal 12 Juli 2020 pengumuman yang lulus dibeberkan melalui selebaran yang ditempelkan di Pos Scurity. Dari itu, masyarakat kami mulai ribut gak terima. Kemudian saya ambil tindakan untuk menemui manager dan Askep di rumahnya. Namun tidak ada yang mau nemui kami hingga personil Polsek Prapat Janji turun dan meminta kami agar keesokan harinya saja diselesaikan dengan baik," jelas Heri.

Keesokan harinya, Senin (13/7/2020) Kepala Desa dan Masyarakat Desa Ambalutu menunggu panggilan dan niat baik perusahaan hingga sore hari. Namun tungguan tersebut tidak ada dari management perusahaan sehingga memutuskan di hari Selasa (14/7/2020) untuk melakukan unjuk rasa.

"Hari ini adalah unjuk rasa yang kedua, semalam (Selasa) kita sudah ada juga melakukan kegiatan yang sama," urai Heri.

Dari pihak management, Asisten Tata Usaha (ATU) yang juga merangkap sebagai Asisten Personalia Kebun (APK) bernama Maria Ulfa keluar untuk menemui para pendemo.

Dalam penjelasan, Maria Ulfa mengaku tidak mengikuti proses penerimaan PKWT yang digelar oleh PTPN3 Ambalutu. "Saya tidak mengikuti proses ini dan saya tidak mengetahui siapa saja yang lulus dan juga siapa saya yang tidak lulus," pungkasnya.*