MANDAILING NATAL-Relawan ACT MRI yang berada dikawasan kordinasi daerah sekitaran Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan sekitarnya, sejak pag hari Juma’at ( 26/06 ) tampak sedang beraktifitas di wilayah Kec. Batahan, Kelurahan Pasar Baru Batahan dan Kec. Natal, Patiluban Hilir, Desa Bonda Kase.

Ada sekitar 7 orang relawan sejak pukul 09.00 wib hingga menjelang sore, tampak sedang mengunjungi beberapa rumah, khususnya mengunjungi para kaum ibu yang telah ditunjuk sebagai penerima manfaat dari program Usaha Mikro Indonesia ( UMI ) Aksi Cepat Tanggap ( ACT ). Ada sekitar 7 orang para ibu yang mendapatkan kesematan menerima modal usaha sebesar Rp 500.000,- setiap bulannya.

Inshaallah, program ini akan berkelanjutan setiap bulannya, sesuai dengan dukungan para donator yang peduli dengan para ibu yang memiliki usaha kecil-kecilan rumahan. Seperti yang dilakukan para ibu yang baru saja menerima bantuan ini.

Adalah Darni (58) yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan mie goreng, lontong dan goreng-gorengan mengaku selama pandemi ini ia mengalami penurunan hasil penjulan. Disamping hasil penjualan yg menurun harga kebutuhan bahan dasar juga mengalami kenaikan.

Ia terpaksa mengambil modal usaha demi menutupi kebutuhan sehari-sehari. Darni yang memiliki 3 orang anak ini hidup menjadi tulang punggung keluarga sudah lebih puluhan tahun. Iai mengaku belum pernah sama sekali mendapatkan modal usaha. Apalagi modal usaha yg mampu membantu pedagang kecil-kecilan seperti ini.

Kemudian ada Anni Kholilah. Untuk membantu kehidupan dan kebutuhan keluarga, ditambah lagi demi membantu adik untuk tetap mendapatkan pendidikan formal dan sekolah. Ibu Anni akhirnya turun dan membantu berjualan Bakso goreng, Sosis Goreng, Naget Goreng, Telur Dadar, dan lain-lain. Dimasa pandemi ini sekolah diliburkan hal ini juga berdampak pada hasil pendapatan dan penualan Ibu Anni.

Sehari yang biasanya bisa menghaiskan 200 buah. Dimasa pandemi ini hasil penjualan drastis menurun. Kurang dari 100 buah perhari. Hal ini mengakibatkan hasil penjualan goreng-gorengan tersebut ikut menurun.

Setelah itu ada Erliani menurutnya harga bahan pokok naik sementara pendapatan warga menurun. Sehingga penjualan hari ke hari kian menurun. Yang pasti hasil menurun, ya wajar saja orang-orang banyak yang susah.

Harga sawit, karet menurun sementara kebutuhan selama ramadhan sampai lebaran meningkat. Ini semua sangat berdampak pada hasil penjualan. Biasanya lebaran penjualan bisa meningkat pesat karena banyak perantau yang pulang kampung dan tentunya menambah jumlah pembeli.

Tapi tahun ini berbeda tidak ada peratau yang pulang kampung maka penjualan menjadi biasa saja saat lebaran. Dan seminggu setelah lebaran kembali turun lagi mungkin akan terus begitu sampai kondisi bisa normal.

Lalu ada Lasnur, ibu yang memiliki 3 orang anak ini. Harus harus membuka pikiran dimasa sulit seperti sekarang ini. Sang suami yang berprofesi sebagai Nelayan. Sudah lebih dari 3 bulan semenjak Corona tersebar disaat itu pula hasil laut dan ikan juga sangat menurun drastis.

Ditambah kondisi cuaca yang buruk sehingga hanya satu atau dua kali saja pergi kelaut untuk mencari ikan. Sedangkan kebutuhan keluarga dan anak-anak harus terpenuhi. Sehingga ibu ini membuka usaha kecil-kecilan berupa jualan pulsa dan goreng-gorengan yang ditawarkan kerumah dan warga-warga sekitar. Kemudian Nur Fatni, yang sudah 1 bulan libur berjualan. Disebabkan turunnya hasil penjualan. Harus tetap berjualan dimasa yg sulit ini. Hal ini diakibatkan karena kebutuhan keluarga yg sangat penting. Bahkan ia rela meminjam uang hanya demi usahanya ini tetap lancar.

Terakhir ada Nova Zuliza. Beberapa mingggu yang lalu keluarga nova zuliza dipanggil Allah SWT, yang lebih tepatnya kakek dari Nova Zuliza. Namun hari ini ia tetap membuka jualannya karena kondisi ekonomi yang tidak mengizinkan.

Ia terpaksa membuka warung lagi meskipun dalam 2 minggu ini terjadi musibah kepada keluarga mereka. Ia yg hidup dari hasil penjualan ini mengaku sangat senang sekali karena dapat menerima Sedekah Modal Usaha Mikro Indonesia (UMI) dari Aksi Cepat Tanggap.