BATUBARA-Darwis, calon Bupati Batu Bara yang gagal di pilkada 2018 lalu mengaku sempat ditawari jabatan sebagai komisaris Utama di PT Pembagunan Bahtera Berjaya (BUMD) oleh Bupati Batu Bara Ir Zahir M.Ap beberapa waktu lalu.

Namun tawaran tersebut secara berulang kali ditolak oleh Darwis.

Penolakan itu dibenarkan Darwis, "ia betul, surat penolakan itu saya sendiri yang buat," kata Darwis melaporkan untuk Gosunut.com pada Kamis, 18 Juni 2020, dini hari tadi.

Darwis mengaku, awalnya dia ditawari oleh tim dan adik kandung Bupati, "kemarin yang meminta saya timnya pak Bupati, saudara Loly Sastra dan Arham, tapi tidak saya terima," tambah Darwis adik kandung Bupati, Ok Faizal juga memintanya untuk jadi komisaris Utama di Pt Bahtera Berjaya.

"Setelah itu, adik beliau, Ok Faizal juga minta saya jadi komisaris," kata Darwis, namun "permintaan Faizal itu tak ditrima," ucapnya.

Menurut Darwis, pada saat dirinya ditawari oleh adik kandung Bupati, dirinya sudah menyatakan tak menerima tawaran tersebut.

Terakhir, kata Darwis yang memintanya langsung adalah Bupati Batu Bara Zahir sendiri.

"iya kemudian pak Bupati juga ada langsung meminta saya menjadi komisaris BUMD, PT Bahtera Berjaya," tambahnya.

Namun kenyataannya kata Darwis, dirinya justru dijebak oleh bupati dan adik kandung Bupati melalui rapat umum pemegang saham luar biasa PT Bahtera Berjaya, dengan nomor 19 yang dibuat notaris Andi Mulia Azmi pada 8 Juni 2020 lalu.

"Sementara saya sendiri tak hadir di notaris Andi Mulia Azmi, kemudian saya sendiri juga memang menolak penawaran dari pak Bupati maupun dari adiknya Bupati, Ok Faizal," tambahnya.

Untuk itulah, kata Darwis dirinya menolak diangkat menjadi komisaris utama PT Bahtera Berjaya, terlebih Darwis menyebut, PT Bahtera Berjaya pada saat ini dipenuhi dengan banyak masalah kasus-kasus dugaan korupsi.

"Sementara di BUMD sekarang ini sudah terlalu banyak masalah (dugaan kasus korupsi), sementara kemampuan kita bukan disitu," kata Dariws.

Lebih lanjut Darwis menyebut, dari proses pengangkatan dirinya menjadi Komisaris Utama saja sudah salah, "karena saya sendiri kan tidak ada hadir di notaris, dan pengangkatan itu juga tidak ada persetujuan saya," tegasnya.

Darwis mengakui bukan kali pertama itu saja dirinya menolak tawaran jabatan sebagai Komisaris di struktur BUMD, namun sudah berulang kali, hanya saja, Darwis bilang tiba-tiba saja dirinya diangkat secara paksa oleh BupatiĀ  tanpa mendapatkan persetujuan dari dirinya sndiri, melainkan hanya mencatut nama tanpa prosedur hukum yang berlaku.

Selain itu, Darwis juga menduga dirinya ingin dijebak Bupati Batu Bara Zahir bersama adik kandung Bupati, Ok Faizal di tengah permasalahan kasus-kasus yang ada di BUMD Batu Bara saat ini.

Ia mengaku menolak jabatan yang ditawarkan Bupati tersebut, lantaran tak ingin menimbulkan kehancuran bagi daerah Batu Bara.

"Sebetulnya, kita intinya mau membagun Batu Bara, tapi harus sesuailah dengan skil, karena skil kita tak di bisnis, skil saya itu di pemerintahan, ini kan enggak, kita (dipaksa) masuk yang saya sendiri tidak kuasai, kan sama saja itu kita ingin menimbulkan kehancuran bagi kabupaten Batu Bara ini kan, saya tak ingin hancurkan Batu Bara, sementara di BUMD itu sudah terlalu banyak masalah," ucapnya.

Terakhir, Darwis mengingatkan kepada Bupati Batu Bara Zahir jika suatu saat pengangkatan dirinya sebagai Komisaris di BUMD tersebut menimbulkan masalah hukum bagi dirinya, ia tak akan segan segan bakal menuntut Zahir.

"Kalo ada persoalan nantinya di BUMD yang mengikutsertakan atau melibatkan nama saya setelah pengangkatan saya sebagai Komisaris , seperti yang dibuat oleh notaris Andi Mulia Azmi, dalam berita acara pemegang saham, pada 8 Juni itu, saya pastilah akan menuntut secara hukum," cetusnya.