JAKARTA - Penggurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) tetap menghormati keputusan Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) National Olympic Committee (NOC) Indonesia 2020 yang digelar awal Juni lalu. Tidak mudah bagi PB ISSI dengan waktu yang singkat untuk mencari pengganti Ketua Umum Raja Sapta Oktohari (RSO) yang menjabat sebagai PresidenNOC Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Peningkatan Prestasi PB ISSI, Budi Saputra.

"Hal paling mendasar yang harus diraih, Organisasi yang berorientasi kepada peningkatan prestasi, di bawah kepemimpinan RSO, seperti Juara Asia BMX, Juara Asia MTB, 2 Medali Emas Asian Games, 2 Medali Emas Asian Track Championship, 3 Emas Sea Games, Peringkat 4 Women Keirin di World Cup Track Selandia Baru 2019, harus semakin ditingkatkan di level Asia dan Dunia,“ pungkas Budi Saputra 

"Peningkatan mutu wasit, dengan adanya 2 International Commissaire, 11 Elite Nasional Commissaire dan 90 National Commissaire, yang akan membuat PB ISSI lebih mandiri dan berkualitas dalam melaksanakan kejuaraan nasional maupun International di Tanah Air," tutur Budi. 

PB ISSI menurut Budi telah mencatatkan diri menjadi organisasi olahraga pertama di dunia yang menyelenggarakan kejurnas BMX Freestyle di bawah nasional federasi, sekaligus juga menjadi negara pertama di dunia yang menyelenggarakan Asian Urban Championship seri 1, serta dipercaya menggelar Kejuaraan Asia Track Championship dan direncanakan Kejuaraan Asia BMX.

"PB ISSI juga berhasil menyelenggarakan Tour d'Indonesia dengan level 2.1 setelah berhenti penyelenggaraan selama 7 tahun, juga berhasil melaksanakan Kejuaraan BMX dengan level Hors Class, dan masih banyak lagi kejuaraan dengan level UCI (Federasi Balap Sepeda Dunia) yang telah dilaksanakan," ungkapnya. 

"Jangan lupa, RSO dipercaya menjadi Wakil Presiden Asian Cycling Confederaton, serta member pengurus UCI (Union Cycling Internasional) , yang belum pernah terjadi dalam sejarah PB. ISSI," seraya mengingatkan sosok RSO yang sudah memiliki nama di UCI (Organisasi Balap Sepeda tertinggi di dunia) 

"Jadi, Kalau saya sebagai kabid binpres, saya berharap siapapun yang akan menggantikan RSO maka harus lebih baik dalam meningkatkan prestasi balap sepeda Indonesia, Balap Sepeda ini butuh “Energi” yang besar karena saat ini ilmu kepelatihan modern & perlengkapan Balap Sepeda sudah Menggunakan Teknologi Tinggi dengan keterbatasan support pemerintah kami bisa terus meningkatkan semua unsur teknis karena support yang luar biasa dari pak Okto, dan yang terpenting sosok Raja Sapta Oktohari itu telah membuka pintu internasional dalam sejarah balap sepeda Indonesia, " kata Budi Saputra
Pengalaman dan prestasi RSO memang diakui tidak hanya di kalangan pengurus, melainkan para atlet yang telah berlatih dan berjuang di lapangan. 

"Pak RSO sangat baik bagi para atlet, kepemimpinannya sangat banyak membuat perubahan dibandingkan kepemimpinan era sebelumnya. Saya merasakan semakin banyak lomba lomba dan tour de Indonesia aktif kembali, sport science dikembangkan kepada pelatih & atlit serta pelatih pelatih dan atlit muda banyak dikirim ke World Cycling Center guna meningkatkan kemampuan ilmu kepelatihan modern. Saya merasakan banyak sekali perubahan positif di bawah kepemimpinannya, " cerita singkat atlet balap sepeda, Aiman Cahyadi.

"Saya rasa yang harus menggantikan pak RSO adalah yang paham dengan balap sepeda. Saya pun tidak berhak menyebutkan nama dan bukan kapasitas saya menjawab siapa sosok pengganti yang tepat menggantikan pak RSO. Biarkan saja para elit di atas sana, karena tugas saya berlatih memberikan yang terbaik bagi Indonesia diajang internasional," tambah Aiman, pemilik emas nomor individual time trial saat SEA Games 2019 di Filipina. ***