JAKARTA - Tanda pagar atau hashtag #TenggelamkanGerindra menjadi trending topic lantaran pernyataan salah satu elite mereka, Arief Poyuono, soal isu PKI dimainkan 'kadrun'. Gerindra menilai tagar tersebut salah alamat. "Tagar tenggelamkan Gerindra jelas salah kaprah. Secara logika tagar yang pas itu tenggelamkan Arief Poyuono, dalam artian cabut dukungan politik pada Arief Poyuono," kata juru bicara Gerindra, Habiburokhman, saat dimintai tanggapan, Rabu (17/6/2020).

Habiburokhman adalah satu dari lima juru bicara resmi Partai Gerindra. Empat orang lainnya adalah Sugiono, Ahmad Riza Patria, Sufmi Dasco Ahmad, dan Ahmad Muzani.

"Sebagai Jubir Gerindra saya tegaskan bahwa statement Arief Poyuono tidak ada kaitannya dengan Gerindra. Sudah lama beliau tidak diperkenankan mengatasnamakan Gerindra," kata anggota Komisi III DPR itu.

Habiburokhman takut Arief Poyuono hanya dijadikan 'alat' oleh pihak tertentu. "Saya khawatir Pak Arief ditunggangi orang yang nggak mau Gerindra besar dan dekat dengan rakyat," katanya.

Senada dengan Habiburokhman, Sufmi Dasco Ahmad menegaskan pernyataan Poyuono tak bisa dikaitkan atau diatasnamakan sikap resmi Gerindra. "Statement resmi dari lima jubir itu. Selain itu dianggap pendapat pribadi," tegas Dasco yang merupakan Waketum Gerindra.

Poyuono berbicara soal isu kebangkitan PKI dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di YouTube. Poyuono ditanyai soal pandangannya mengenai isu kebangkitan PKI yang menurutnya tak ada dan itu dimaikan 'kadrun' atau orang yang benci perdamaian.

"Yang pasti ini adalah kadrun, kadrun-kadrun ya yang pasti. Yang kedua mungkin orang-orang yang tidak menginginkan adanya perdamaian di Indonesia, selalu ingin mengacau yang selalu ingin mendiskreditkan pemerintah yang sah dan konstitusional dengan isu-isu PKI," sebut Poyuono.***