JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah telah merestui pondok pesantren dan satuan pendidikan berbasis asrama di zona kuning dan hijau penyebaran virus corona (Covid-19) kembali menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. "Untuk pendidikan yang berasrama, pesantren itu disepakati daerah kuning dan hijau (penyebaran virus corona)," kata Ma'ruf dalam rapat koordinasi KPAI soal kesiapan Pesantren dan Satuan Pendidikan Berbasis Asrama dalam Penerapan New Normal secara daring, Kamis (11/6).

Lihat juga: PPDB SMP Bogor Buka Jalur Khusus untuk Anak Tenaga Medis
Ma'ruf mengatakan secara bertahap kegiatan belajar pesantren yang berada di wilayah zona oranye ataupun merah juga bisa kembali dibuka apabila mendapat rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Jadi ada fleksibilitas. Ini supaya pimpinan-pimpinan pesantren bisa memahami itu," ujarnya.

Mantan Rais Aam PBNU itu menyebut pesantren harus menyiapkan sejumlah protokol kesehatan untuk dapat membuka kembali proses belajar secara tatap muka.

Ia mengatakan pesantren bisa melakukan tes Covid-19 kepada siswa, yang mungkin berasal dari zona merah. Selain itu, pesantren juga diminta untuk memastikan penerapan physical distancing selama proses pembelajaran tatap muka hingga penyemprotan disinfektan secara berkala di sejumlah fasilitas utama pesantren.

"Kedua memastikan tersedia fasilitas cuci tangan lengkap dengan sabun dan hand sanitizer-nya. Tersedia masker cukup untuk digunakan selama proses belajar mengajar," katanya.

Ketua nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengakui saat ini masih banyak pesantren yang sulit untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Hal itu akibat sarana dan prasarana yang ada di asrama masih sangat minim.

Ma'ruf mencontohkan luas kamar para santri yang tak seimbang dengan jumlah pengguna ruangan tersebut. "Ada yang mustinya lima orang diisi 10 orang. Dengan kondisi tersebut sangat sulit menerapkan sosial distancing terutama di pondok pesantren yang pinya ratusan, ribuan bahkan puluhan ribu santri," ujarnya.

Lihat juga: Buka 15 Juni, Tanah Abang Blok A Pakai Ganjil Genap Kios
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap memfasilitasi pondok pesantren yang akan kembali buka usai hampir tiga bulan tutup akibat pandemi virus corona Pemprov Jatim akan memberikan mitigasi dan sinergi agar para pondok pesantren bisa menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Kemudian pemerintah pusat bakal mengucurkan dana bantuan ke lembaga pendidikan agama Islam yakni pesantren sebesar Rp2,36 triliun. Dana ini diperuntukkan demi menunjang kegiatan new normal di tengah pandemi virus corona.

Namun, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan kegiatan di pondok pesantren masih belum boleh dilakukan. Masih ada kecemasan muncul klaster penularan virus corona (Covid-19) baru jika pesantren dibuka dalam waktu dekat.

"Itu tidak boleh [ponpes dibuka], maka dari itu Pimpinan Daerah harus mengendalikan semua itu, kalau tidak nanti kasusnya akan naik. Clear, Ponpes kan pendidikan, belum boleh," ujar Wiku dalam tayangan Mata Najwa yang disiarkan di Trans7, Rabu malam (10/6).

Menurut Wiku, sektor pendidikan tidak perlu buru-buru segera dibuka. Baik di daerah yang masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mau pun yang sudah menuju new normal.***