TOBA-Menurut data yang di unggah di Web site unbk.kemendikbud.go.id bahwa penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Pada tahun 2016 dilaksanakan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK.

Jumlah sekolah yang mengikuti UNBK tahun 2017 melonjak tajam menjadi 30.577 sekolah yang terdiri dari 11.096 SMP/MTs, 9.652 SMA/MA dan 9.829 SMK. Meningkatnya jumlah sekolah UNBK pada tahun 2017 ini seiring dengan kebijakan resources sharing yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yaitu memperkenankan sekolah yang sarana komputernya masih terbatas melaksanakan UNBK di sekolah lain yang sarana komputernya sudah memadai.

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Laguboti Jonni Napitupulu saat di sambangi Gosumut.com di sekolahnya bertugas Jumat, (5/6/2020) menjelaskan, pelaksanaan UNBK dekade ini sangatlah jauh berbeda dengan sistem Ujian Nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini berjalan di dunia pendidikan Nasional Indonesia.

Pemerintah NKRI melalui Kemenetrian Pendidikan RI melakukan terobosan baru akan dunia pendidikan di beberapa tahun terakhir hingga tahun 2020 ini dengan sistim penggunaan jaringan tehnologi internet di era modernnisasi saat ini yang sedang mendunia.

Lanjutnya, untuk mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan Ujian Nasional dengan menggunakan Komputer sebagai media ujiannya.

"SMP N.3 Laguboti Kabupaten Toba -SUMUT didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Toba harus berbenah untuk mengikuti dan mendukung pelaksanaan UNBK secara Nasional yang walaupun pembenahannya kami lakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dana yang di miliki sekolah berikut bantuan dan dukungan penuh dari pemerintah Daerah Kabupaten Toba," ungkap Jonni.

Guna mendukung pelaksanaan UNBK ini SMP N.3 Laguboti Kabupaten Toba telah mempersiapkan diri dengan melengkapi 28 Unit Komputer sebagai tahap awal persiapan yang ditempatkan di salah satu ruang kelas sebagai Lab Komputer.

Ke 28 Unit Komputer yang dimiliki sekolah yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, sebanyak 18 Unit Komputer telah di rangkai supaya terkoneksi kejaringan internet untuk siap di pergunakan oleh para siswa/i dalam pembelajaran dan pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).

"Untuk 10 unit Komputer masih belum di rangkai dikarenakan Dana Sekolah yang masih minim untuk pengadaan pembenahannya ditambah dengan situasi wabah pandemi Covid-19 yang saat ini sedang menyerang NKRI membuat perbaikan jaringannya terhambat," jelas Jonni.

"Kami sangat berharap perhatian dan bantuan Donateur yang tidak mengikat dari kalangan pribadi dan swasta untuk peningkatan perbaikan fasilitas jaringan internet dan pengadaan fasilitas Komputer sekolah guna mendukung dan menunjang peningkatan pelayanan pelaksanaan pendidikan nasional di SMP Negeri 3 Laguboti Kabupaten Toba menuju sekolah berbasis Komputer supaya mampu untuk mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tanpa lagi menumpang ke sekolah lain," imbuhnya.

Disampaikan Jonni, untuk SMP Negeri 3 Laguboti dengan jumlah siswanya yang ada saat ini seharusnya paling sedikit harus memiliki 50 unit Komputer aktif yang terkoneksi ke jaringan internet sebagai fasilitas media pembelajaran dan fasilitas pelaksanaan UNBK siswa/i.

"Dengan jumlah tersebut dalam pelaksanaan UNBK kelak bisa melaksanakan 2 sampai 3 gelombang tahapan pelaksanaan ujian UNBK dalam 1 hari pelaksanaan UNBK dan tidak lagi mengganggu sekolah lain dalam pelaksanaan UNBK," ungkapnya dalam harapannya.

Hal ini dikarenakan penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yakni soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. "Setelah itu semua terlaksana selanjutnya hasil ujian masing masing siswa/i dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload)," terang Jonni.