JAKARTA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengapresiasi langkah Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali meminta saran dan masukan pemangku olahraga nasional dalam penyusunan protokol olahraga menyambut New Normal di tengah wabah virus corona (Covid-19). KONI Pusat menilai draf penyusunan protokol dari Kementrian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora) tinggal lebih dimatangkan sehingga bisa mengakomodir percepatan Pelatnas untuk menghadapi pesta olahraga yang padat tahun 2021.

Wakil I Ketua Umum KONI Pusat Suwarno dalam mendukung keinginan Kemenpora untuk mendorong agar pengurus induk-induk organisasi (PB/PP) tetap menjalankan program pembinaan atlet pada masa pandemi Covid 19 mengusulkan agar dalam menentukan percepatan tahapan latihan bukan dilihat dari olahraga luar ruang atau dalam ruang. Tahapan-tahapan percepatan sebaiknya dilihat dari kategori nomor perorangan atau beregu. Dari sini olahraga perorangan bisa dilaksanakan dalam tahap awal karena tingkat persetuhan hampir tidak ada dan jaraknya bisa diatur.

"KONI Pusat sangat mendukung keinginan Kemenpora agar seluruh PB/PP tetap menjalankan program latihan semasa pademi Covid 19 dalam upaya mempertahankan prestasi alet Indonesia. Apalagi, pemerintah sudah merencanakan new normal di beberapa daerah. Sebaiknya tahap pertama fokus dengan program latihan khusus olahraga perorangan saja," kata Suwarno yang ditemui di Kantor KONI Pusat Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Kenapa fokus terhadap latihan olahraga perorangan? Suwarno menjelaskan, lebih mudah diterapkan social distancing. Contohnya, olahraga panahan, atletik, menembak dan lain-lainnya dimana antara satu atlet dengan atlet lainnya bisa diatur jaraknya.

"Di tengah pandemi Covid 19 ini kan sangat penting diterapkan social distancing. Yang idealnya kan cabang olahraga perorangan khususnya tidak koncak fisik. Jadi, kita bisa menekan terjadinya penularan. Soal tempat latihan di indoor atau outdoor kan tidak ada masalah," jelasnya.

Selain olahraga perorangan, kata Suwarno, program latihan olahraga beregu juga bisa dijalankan dengan menerapkan sosial cistancing. Yakni, bola voli dan sepak takraw. "Bola voli dan sepak takraw itu kan dipisahkan net dan tidak terjadi koncak fisik. Jadi, program latihannya juga bisa dilaksanakan," ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan bola basket dan sepakbola, Suwarno menjawab, "Basket dan sepakbola itu kan olahraga beregu yang jelas terjadi kontak fisik. Jadi, program latihannya bisa dijalankan setelah pandemi berakhir atau tahap terakhir.". ***