JAKARTA - Raja Sapta Oktohari yang akrab dipanggil RSO tetap konsentrasi menjalankan tugasnya sebagai Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesia. Baginya, memikirkan tugas negara jauh lebih penting dibandingkan kasus pencemaran nama baiknya terkait investasi PT Mahkota Property Indo Permata (PT MPIP).

"Soal pencemaran nama baik saya kan sudah diurus kuasa hukum dan telah ditangani pihak Polda Metro Jaya (PMJ). Tunggu saja hasilnya. Saya tidak mau terganggu dengan tudingan yang tidak jelas itu karena tugas negara jauh lebih penting yang harus saya jalankan," kata RSO kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Ya, RSO memang saat ini mejalankan tugas dari Presiden Joko Widodo yang menginginkan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Bahkan, tugasnya semakin berat tatkala pandemi Covid 19 melanda dunia yang menyebabkan pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang semula Oktober 2020 menjadi Juli 2021.

"Dampak pandemi Covid 19 ini sangat besar terhadap dunia olahraga. Praktis, upaya NOC memperjuangkan keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 yang sudah disiapkan dengan baik dalam bidding Olimpiade yang dijadwalkan Juli 2020 belum bisa diwujudkan karena ditundanya pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021," katanya.

"Sekarang, NOC itu juga lagi disibukkan dengan rutinitas berhubungan dengan International Olympic Committee (IOC) terkait dengan adanya permintaan dari induk-induk organisasi (PP/PB) agar dijadwalkan ulang babak kualifikasi Olimpiade yang terhenti. Ini kan harus menjadi prioritas NOC karena menyangkut kepentingan meloloskan lebih banyak atlet Indonesia ke Olimpiade Tokyo 2021," jelasnya.

Rutinitas lain, kata RSO, pihaknya terus mengintensifkan hubungan dengan PB/PP dalam upaya mendorong agar pembinaan atlet menuju Olimpiade Tokyo tetap berjalan. "Covid 19 ini jelas mengganggu program latihan atlet pelatnas Olimpiade. Tapi, kita kan tidak harus terus terlarut dengan pandemi Covid 19 yang tidak pasti kapan berakhir. Semuanya kan harus disiasai sehingga kondisi atlet pelatnas bisa tetap prima," imbuhnya.

Sejak menjadi tuan rumah Asian Games 2018, kata RSO, kepercayaan IOC maupun Dewan Olmpiade Asia (OCA) terhadap Indonesia semakin bagus. Bukan hanya IOC mendorong Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, tapi OCA juga telah memberikan kepercayaan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Beach Games 2023. 

"Suatu kebanggaan OCA menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Asian Beach Games 2023. Yang lebih menggembirakan lagi, OCA mengirimkan surat permintaan kepada NOC Indonesia agar menyampaikan kepada pemerintah Indonesia untuk pelaksanaan Asian Beach Games 2023 dilaksanakan di Sulawesi. Alasannya, OCA agar atlet-atlet dari negara Asia bisa menikmati nuansa pantai Sulawesi setelah Asian Beach Games di Bali 2008. Ini suatu keuntungan dimana Indonesia bisa mengembangkan olahraga pantai sekaligus mempromosikan areal wisata," ungkap RSO. ***