JAKARTA - Situasi Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak agenda besar nasional terpaksa ditunda, digeser atau dijadwalkan ulang. Salah satunya adalah agenda tahun ajaran sekolah. Anggota Komisi X DPR-RI, Andreas Hugo Pareira mengusulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat skenario tahun ajaran baru. Dua skenario yang diusulkan Andreas ada dua, yakni optimis dan pesimis.

"Dalam hal ini Gugus Tugas Nasional Covid-19 belum secara resmi mengumumkan akhir dari situasi wabah, dan kembali ke kehidupan normal, maka Kemdikbud sebagai penanggung jawab utama Pendidikan nasional perlu menyiapkan skenario-skenario agenda tahun ajaran baru," katanya, Kamis (21/5).

Pertama skenario optimis, artinya wabah ini akan mereda di bulan Mei. Sehingga bila Juni berakhir, maka Juli 2020 bisa dimulai tahun ajaran baru 2020-2021.

Kedua, skenario pesimis, wabah ini mereda sekitar September-Oktober 2020, dan berakhir Desember. Sehingga tahun ajaran baru dimulai Januari 2021.

"Kita mulai dengan tahun ajaran baru. Artinya, ini kembali seperti sebelum 1979 dimana tahun ajaran dimulai pada Setiap Januari," jelasnya.

Andreas menuturkan, dua skenario ini kemungkinan pelaksanaannya tergantung pada tingkat kepatuhan dan disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Dia menambahkan, dalam Raker Komisi X dengan Kemdikbud, masalah tahun ajaran baru ini sudah dipertanyakan dan secara tegas direspon Mendikbud.

"Kemdikbud juga sedang membicarakan, mendiskusikan dengan para ahli dan konsultasi dengan Gugus Tugas Nasional Covid 19, namun sampai saat ini belum diputuskan, masih menunggu perkembangan dalam beberapa waktu ke depan," tuturnya.

Dia juga menyadari pertimbangan tahun ajaran baru dalam situasi pandemi ini memang tidak hanya menyangkut variabel pendidikan, tetapi terutama juga harus memperhatikan variabel kesehatan.

"Sehingga keputusan Kemdikbud harus mendengar dan mempertimbangkan masukan dari Gugus Tugas Nasional Covid-19," pungkasnya.***