RASA syukur kita harus semakin banyak telah memasuki lebih setengah bulan Ibadah puasa Ramadhan dalam kondisi yang jauh berbeda dari biasanya. Beda karena tidak ada lagi sholat tarawih berjamaah dan tablig akbar bahkan tidak ada bazar dan pasar jualan tajil untuk berbuka puasa.

Disaat ini kita sedang mengalami masa pandemi yang sangat membahayakan hidup kita yaitu musibah penyebaran wabah penyakit menular Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) atau yang dikenal oleh masyarakat kita dengan virus corona. Segala macam upaya sedang terus menerus dilakukan oleh pemerintah yang sedang melakukan tindakan tes swab (tes diagnostic) 'swab test' dan tes darah (tes antibody) 'rapid test'. Jika tes swab dilakukan dalam hitungan hari pada setiap orang dengan alasan apakah saya mengidap? dilakukan pada hidung atau tenggorokan, selanjutnya diperiksa dalam laboratorium menjalankan polymerase chain reaction (PCR), kerjanya mencari materi genetika virus corona dan jika hasilnya positif maka orang tersebut telah terjangkit virus. Sedangkan dalam tindakan rapid test dilaksanakan dalam hitungan detik pada setiap orang yang memiliki alasan ‘apakah saya pernah terjangkit?’ dilakukan dengan mengambil sampel darah lalu dimasukkan ke perangkat tes dan mendeteksi antibodi yang diciptakan tubuh untuk melawan virus serta jika hasilnya positif maka orang tersebut pernah terjangkit virus di masa lalu.

Kedua tes tersebut dilakukan secara konsisten oleh pemerintah adalah guna untuk memutus dan menghentikan penyebaran virus corona ini. inshaAllah bisa sukses karena begitu banyak biaya yang telah dikeluarkan. Presiden Joko Widodo menekankan istilah physical distancing untuk penanganan dan pencegahan virus corona di Indonesia artinya dengan jaga jarak atau jaga jarak aman serta disiplin untuk melaksanakannya.

Jaga jarak ini bukan hanya berlaku di tempat umum tetapi juga berlaku di seluruh rumah tangga di setiap keluarga. Karena diantara keluarga belum tentu semuanya itu negatif, belum tentu seluruh anggota keluarga itu aman dari virus corona. Jaga jarak ini bukan hanya diterapkan di Negara kita tetapi juga di Kanada. Para ahli kesehatan dan politikus Kanada telah mendesak warga untuk menjaga jarak fisik satusama lainnya dan tinggal di rumah sesering mungkin untuk membantu memutus dan menghentikan penyebaran virus corona. Sedangkan Tim Gugus Penanggulangan Bencana Non Alam, Pemerintah telah menekankan untuk menangani wabah penyebaran virus corona yang semakin meluas dengan menyebutkan istilah social distancing, agar menganjurkan masyarakat untuk menerapkan pembatasan sosial atau jarak sosial (social distancing).

Artinya istilah physical distancing merupakan istilah pengganti untuk social distancing, keduanya sama-sama bertujuan mencegah virus ini agar benar-benar terhenti penyebarannya secara cepat. Sederhananya jarak sosial sama dengan jarak fisik dalam setiap ada kerumunan masyarakat dalam melaksanakan hubungan sosial akan bertemu langsung maka diwajibkan diantara mereka harus dapat menjaga jarak agar tidak terjadi penularan wabah penyakit secara cepat terjadinya.

Jika tindakan dan aturan pemerintah ini tidak di tanggapi dengan sungguh-sungguh oleh masyarakat kita maka akan terjadi banyak lagi kasus dan bertambahnya orang terpapar positif gejala virus corona tersebut. Peraturan dan tatanan cara biasa yang ada saat ini akan memberi dampak efek sangat drastis dalam perubahan pola hidup kita dalam kesehariannya. Memakai masker, cuci tangan selalu, tidak memegang barang-barang secara sembarangan dan tidak meludah ditempat umum, apabila saat batuk maka harus ditutup dengan siku lipatan tangan, hindari memegang hidup dan mata sebelum bersih tangan kita serta kita saling memperhatikan satu orang dengan sekitarnya bila diperlukan saat untuk keluar rumah (jaga jarak minimal 2meter).

Perihal tentang jaga jarak sosial (social distancing) dan jarak fisik ( physical distancing ) tersebut, justru dalam ajaran islam sangat mengutamakan sejak dahulu kala masuknya agama tersebut ke Indonesia. Mengapa demikian karena dalam Islam, para umat penganutnya sangat diperhatikan benar hidupnya mulai dari sejak bangun tidurnya sampai kembali pada istirahat malamnya. Pertama, kita dalam hal untuk melaksanakan ibadah kesehariannya sholat 5 waktunya maka berwudhu menjadi syarat sah nya sholat tersebut, ini bertanda kita telah memenuhi syarat pemerintah mewajibkan untuk kita hidup bersih dan disiplin dalam menerapkan aturan cuci tangan secara sesering mungkin.

Kedua, menjalankan ibadah puasa yang telah dianjurkan dalam Surat Al- Baqarah ayat 183, ayat 184, ayat 185 dan ayat 187, telah banyak mengingatkan dan mengajarkan kita untuk dapat bersyukur, cara hidup Disiplin dan Jujur dalam rangkaian ketaqwaan kita kepada Allah SWT, tanda-tanda ini membuat kita patuh dan taat pada ketetapan yang sudah ada dalam Kitab umat Islam yaitu Al-Quran.

Ketiga, uraian tentang jaga jarak sosial dan jaga jarak fisik mengharuskan kita bisa saling memiliki sikap peduli dan perhatian yang lebih besar diantara sesama umat islam, bulan ramadhan ini tetap berjalan adanya pemberian dan penyerahan zakat fitrah serta zakat mal bagi umat yang sangat membutuhkan (menurut aturan Islam), bagi para umat muslim yang layak menerimanya dan ditambah akibat adanya dampak pandemic virus corona yang menimbulkan kesulitan ekonomi dimana para pencari nafkah orang-orang yang sudah diberhentikan dari pekerjaannya, sehingga tidak dapat lagi memberikan nafkah, makan&minum buat anak-anak dan istrinya. Jarak sosial justru menciptakan refleksi diri menjadi mendekatkan kita secara bathiniah agar kita dapat selalu menolong orang dan memberikan bantuan yang layak untuk orang-orang yang berada disekitar kita yang sangat membutuhkannya.

Sekali lagi Jarak fisik justru akan membuat kita ingin mengetahui keberadaan orang-orang disekitar kita dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, apakah mereka sedang sakit atau sedang mengalami kesulitan maka wajiblah kita selalu siap membantu dan tolong menolong serta gotong-royong dalam mewujudkan harapan bersama agar diantara kita tetap bisa hidup yang layak memenuhi kebutuhan makan minumnya sehari-hari demi menjaga kesehatan fisik keluarga dan kebersihan lingkungannya.

Secara otomatis situasi dan kondisi dalam pandemic virus ini telah banyak mengajarkan kita untuk hidup lebih dekat dengan ketaatan ajaran umat pemeluk Agama Islam yang hidup secara harmonis dan humanism maka islam telah menganjurkan umatnya untuk tetap menjaga Sikap agar selalu bersilaturahmi.

Ya, Islam merupakan salah satu agama yang menganjurkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik. Dan dengan bersilaturahmi ini, merupakan salah satu amalan yang bisa dilakukan. Menjalin silaturahmi merupakan salah satu cara mewujudkan ukhuwah islamiyah dan dapat dilakukan dengan cara Saling Memperhatikan dan Peduli dalam mengetahui keadaannya? bagaimana kondisi dan situasi sanak saudara, keluarga dan tetangga disaat ini, perhatikan kondisinya sekarang dalam saat pandemi wabah penyebaran penyakit menular virus corona, kita tidak diharuskan berkunjung dan bertemu langsung justru kita dapat berusaha akan menghubunginya melalui alat komunikasi yang semakin hari semakin cepat dan canggih, sebagai contoh dengan handphone.

Dalam kondisi ini, kita harus bisa menikmatinya agar rasa syukur kita tetap terjaga, tetap masih bisa berinteraksi sosial dengan cara yang berbeda dari biasanya. Mengenal interaksi sosial (hubungan sosial) biasa harus saling berkumpul untuk bertemu, misalnya dalam bulan ramadhan ini dengan biasanya akan mengadakan acara berbuka puasa bersama keluarga dan teman-teman. Tetapi dalam kondisi dan situasi berbeda saat ini maka interaksi dapat dilakukan dengan tanpa bertemu langsung yaitu dengan cara melalui media teknologi, seperti gunakan “Handphone”hp smartphone’ (sms, WhatsApp, Facebook, Instagram dll).

Setelah mendapatkan kabar dan keadaannya, silaturahmi tetap terjaga dan banyak hikmah dan keutamaan, dimana sumber ajaran Islam adalah hadis, yang merupakan perkataan, perbuatan, taqrir dan hal ihwal Rassulullah SAW bahwa hubungan sosial (interaksi sosial) yang dilakukan tersebut dalam Islam dikenal dengan istilah silaturahmi. Melalui metode analisis kualitatif dengan pendekatan ilmu hadis, membuktikan bahwa silaturahmi merupakan hubungan sosial yang mempunyai banyak faedah dan manfaatnya bagi kita demi untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya silaturrahmi dan larangan memutuskannya. Silaturahmi berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan Rahim artinya kerabat. Rahim sendiri juga berasal dari Ar Rahman yang berarti kasih sayang, sehingga sering disebut dengan berkasih sayang atau menjalin kekerabatan pada istilah silaturahmi.

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi”. (HR Bukhari).

Menyambung silaturahmi menurut hadist di atas juga termasuk ke dalam bagian dari ajaran Islam. Untuk itu Rasulullah memerintahkan agar umat islam menjaga dan menyambung kekerabatan khususnya bagi sesame muslim. Pada hadist lain dibunyikan juga bahwa, ‘Tidak akan masuk surge orang yang memutus hubungan kekerabatan”(HR Bukhari dan Muslim). Hal ini berarti sangat penting hubungan silaturahmi dilakukan dan dengan itulah umat islam bisa lebih kuat dan saling menyokong satu sama lain.

Banyak Hikmah dibalik kondisi pandemi wabah virus penular ini, yang harus menjadi perhatian bersama terutama tentang kebersihan dalam menjalani hidup sehari-harinya.

Menjalani hidup kita sebagai manusia yang sebagai makhluk sosial, yang dimanapun dan kapanpun membutuhkan manusia lainnya untuk bisa saling membantu, saling menolong, mendukung, bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia.

Kebersihan dalam diri kita itu di mulai dari mandi, cuci tangan secara teratur, sikat gigi, potong kuku, bersih lubang hidung dan telinga, bersih pakaian serta yang terpenting adalah bersih hati dan pikiran kita dari hal-hal yang merugikan diri sendiri.

Islam mengajarkan dan menganjurkan kita untuk Bersih hati mewajibkan kita tidak boleh membenci, dengki, dendam dan syirik dengan sesama kita dalam menjalani kehidupan ini.

Begitu pula dengan Bersih pikiran mengharuskan kita untuk berpikir lebih baik dan benar artinya tidak mempunyai pikiran curang, licik, jahat dan menjatuhkan orang agar mengalami kesulitan akibat perbuatan kita. Saling mengingatkan untuk sesuatu kebenaran dan kenyataan bersama yang dijalani dalam hidup sehari-harinya.

Melaksanakan kerja gotong-royong bersama agar lingkungan tetap bersih dan sehat Serta Menjaga Keamanan lingkungan rumah kita. Ternyata gerakan Pemerintah dari Tim Gugus Covid’19 sangat selaras dengan ajaran Umat Islam di Indonesia. Nah..mulailah sekarang kita saling mencari kontak-kontak nomor handphone (Hp) yang belum pernah lagi kita hubungi dan silakan bersilaturahmi walaupun tanpa bertemu langsung, inshaAllah tetap sehat dan Saling Peduli.Penulis adalah Aktivis Pendidikan