ACEH TENGAH - Bupati dan wakil bupati tidak harmonis, sudah lazim terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Namun, kalau sampai wakil bupati mengancam membunuh bupati dan keluarganya, mungkin baru kali ini terjadi, yakni di Aceh Tengah. Dikutip dari Merdeka.com yang melansir dari Antara, Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus, mengancam membunuh akan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar dan keluarganya. Ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan keluarganya itu diungkapkan langsung oleh Shabela Abubakar kepada wartawan.

Dituturkan Shabela, nyaris terjadi baku hantam antara dirinya dengan Firdaus di pendopo setempat pada Rabu (13/5) malam. Sebab, tiba-tiba saja Firdaus datang ke pendopo bersama beberapa orang dan langsung memasuki ruang tamu pendopo sembari melontarkan kalimat-kalimat tak pantas.

''Saya terkejut kedatangannya sangat penuh dengan amarah,'' tutur Shabela kepada wartawan, Kamis (14/5).

Bupati ini menceritakan bahwa saat itu ia bersama jajarannya sedang duduk bersama membahas penanganan pasca banjir bandang, juga membicarakan terkait penanganan Covid-19, di ruang tamu pendopo.

Lalu ia tersentak oleh kehadiran Wakil Bupati Firdaus dengan penuh amarah dan mengancam akan membunuhnya.

''Mereka memancing saya untuk keluar dari pendopo dan mengancam akan membunuh,'' kata Shabela.

Saat itu Shabela mengaku dirinya juga sudah bersiap untuk melakukan pembelaan diri jika memang terjadi baku hantam melawan Firdaus.

Menurutnya, selain melontarkan ancaman bunuh terhadap dirinya dan keluarganya, Firdaus malam itu juga tampak berupaya melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya.

''Malam itu mereka sudah berencana akan melukai saya dan keluarga,'' kata Shabela.

Tentang perihal kedatangan Firdaus dengan penuh amarah itu, Shabela mengaku tidak tahu menahu penyebabnya. Dia hanya menyebut bahwa Firdaus datang dengan mempertanyakan terkait masalah proyek.

''Saya tidak mengerti dengan pertanyaan Firdaus terkait dengan proyek,'' ucapnya.

Shabela mengatakan, ia akan melaporkan ke pihak kepolisian setempat terkait ancaman pembunuhan atau kekerasan terhadap dirinya dan keluarganya.

''Kedatangan mereka ke kediaman saya sungguh membuat keluarga besar resah, ini tidak bisa dibiarkan,'' tutur Shabela Abubakar. ***