JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan PASE (Pemulihan Aktivitas Sosial dan Ekonomi) dari dampak Pandemi Covid-19. Kekuatan ekonomi dengan industri baru dalam implementasi 'The Next Normal' menjadi salah satu poin strategis guna mencegah ketergantungan Indonesia pada negara lain.

"Industri-industri baru di bidang medis, itu juga harus kita lakukan sehingga kita bisa meminimalkan impor," kata Sekretaris Utama (Sestama) BNPB, Harmensyah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (12/5/2020) lalu.

Penetapan industri baru dalam implementasi 'The Next Normal', hanya satu dari beberapa poin penting lainnya yakni; Penetapan Kebijakan PASE, Memperbarui Kepercayaan Diri sebagai Tujuan (misalnya Pariwisata), dan Pendampingan (misalnya peningkatan SDM, produktivitas UMKM, investasi infrastruktur).

Lembar PASE yang dipaparkan di hadapan RDP dengan Komisi VIII DPR RI itu, dimulai dengan tahapan besar; Mengendalikan Covid-19, Meningkatkan Ketahanan Pangan, PASE, Implementasi 'The Next Normal', dan Transformasi.

Tahapan Transformasi ini, sebatas yang terbaca dari tangkapan layar video RDP, berupa Restrukturisasi Tatanan yang meliputi; Perubahan Strukturisasi Pemerintahan, Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan (e-Learning), dan Memperkuat Sistem Perlindungan Sosial untuk Mendukung Segmen yang Rentan.

Lembar ini, adalah bagian dari 3 Isu aktual sejalan dengan Evaluasi Penanggulangan Covid-19. Ketiga Isu Aktual yang disampaikan BNPB antara lain; Percepatan Pelaksanaan Pengujian Spesimen dan Produksi Alkes, Penanganan Klaster Pekerja Migran dan WNI Kembali ke Indonesia, dan Penanganan Dampak Sosial Ekonomi.

Sekedar pengingat, Pandemi Covid-19 memang berbuntut pada munculnya teori dan diskursus terkait dengan 'persaingan ekonomi' termasuk bisnis vaksin, hingga soal 'restarting'. Pencarian daring 'Tatanan Dunia Baru pasca Covid-19', juga menampilkan berbagai artikel dari media yang tak bisa dibilang kecil.

Mengutip catatan Indonesia Global for Justice berjudul 'Indonesia dalam Pusaran Covid-19' yang dirilis pada pekan pertama April 2020, penulis mengingatkan soal peluang.

"Apapun itu, Covid-19 telah menjadi katalisator yang mempercepat terjadinya proses perubahan global. Tinggal bagaimana selanjutnya setiap komponen memanfaatkan ini sebagai momentum dalam memperbaiki bumi, manusia dan interaksi diantara keduanya," kutipan catatan tersebut.

Berbagai narasi dan teori yang mungkin tak biasa, beeseliweran secara daring. Akun youtube Urban Favor dan akun instagram Bossman, termasuk penyampai informasi-informasi yang mungkin tak banyak muncul di media massa nasional. Akun youtube FE 101 Channel bahkan merilis serial video terkait Pandemi Covid-19.

Bossman, nama lain Mardigu Wowiek P., dalam wawancara dengan GoNews.co pada Selasa (12/5/2020), menyebut sebuah nama ketika ditanya soal siapa yang bermain di bisnis vaksin di tengah Pandemi Corona/Covid-19. Tapi Ia tak merinci negara-negara mana saja yang sedang 'bermain' di bisnis vaksin ini.

"Saya dapat data, 'moderna'" kata Peneliti Sosial Politik yang juga kerap disebut Pengamat Intelijen itu.

Penelusuran GoNews.co, perusahaan besar yang terkait dengan vaksin adalah Moderna Therapeutics yang bermarkas di Massachusetts, Amerika Serikat. Melalui laman resminya, modernatx.com, perusahaan ini merinci aktifitas mereka terkait ini dalam sebuah laporan berjudul 'Moderna’s Work on a Potential Vaccine Against COVID-19' atau 'Karya Moderna tentang Vaksin Potensial Melawan COVID-19'.

Mengutip siaran pers mereka yang dirilis 27 April sore hari waktu setempat, Kepala Medical Officer di Moderna, Tal Zaks, MD, Ph.D., menyatakan, "Kami bergerak cepat untuk menangani darurat kesehatan global ini,".***