JAKARTA - Wabah virus Corona/Covid-19 telah ditetapkan sebagai Pandemi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, bahkan menyebut situasi pandemi ini sebagai 'Perang'.

Dalam situasi perang melawan pandemi virus Corona/Covid-19, narasi bahwa tenaga medis merupakan garda terdepan pun mencuat. Itu, setelah banyaknya para tenaga medis yang juga ikut terpapar oleh virus yang disebut berasal dari Wuhan, China tersebut.

Belakangan, narasi dibalik. Para dokter dan petugas medis, bukan garda terdepan penanganan wabah Covid-19. Garda terdepan adalah masyarakat itu sendiri. Para dokter justru ada di garis belakang, mengobati korban di garda terdepan.

"Begitu kurang lebih statement Kepala Gugus Tugas Covid-19, Letjen Doni Monardo beberapa waktu lalu. Sebuah pernyataan yang jika direnungkan, sangat tepat. Karenanya, kami Tim Koordinator Relawan (TKR), mengarahkan para relawan non medis bergerak ke garda terdepan. Memotivasi dan memberi penyuluhan masyarakat sebagai garda terdepan perang melawan Covid-19," ujar Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahadian, di Jakarta, dalam rilisnya seperti dikutip GoNews.co, Rabu (13/5/2020).

Diawali dengan kampanye tidak mudik. Relawan di 90 kota sudah melakukan gerakan tersebut melalui berbagai media. Termasuk bekerjasama dengan ormas-ormas yang tergabung dalam TKR.

TKR Gugus Tugas juga menjajaki kerjasama dengan aplikasi InaRisk. Jika sudah terealisasi, diharapkan TKR memiliki aplikasi penilaian relawan.

Melalui aplikasi ini kata Andre, para relawan bisa dikerahkan ke level RT dan RW untuk tak bosan-bosan, tak lelah-lelah menganjurkan masyarakat untuk tetap di rumah, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan semua protap penanganan Covid-19.***