SAMOSIR-Bakal calon (balon) Bupati Samosir Laksamana Purn. Marhuale Simbolon dan bakal calon Wakil Bupati Samosir Guntur Sinaga dengan jargon Marguna, menjalin keharmonisan dengan menggelar diskusi bersama puluhan wartawan di Kebun nanas, Desa Sigaol Simbolon, Kecamatan Palipi, Minggu (10/5/2020).

Hadir sekitar 25 wartawan dari berbagai media, di kebun nanas Kelompok Tani binaan Marguna yang dikelola Goksan Simbolon seluas kurang lebih 10 hektar, pasangan Marguna mengambil tema diskusi "Kami datang membangun dan mencerdaskan" serta membahas visi dan misi "Mewujudkan Masyarakat Samosir Sejahtera Berbasis Pertanian dan Pariwisata" yang akan di usung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang masih tertunda akibat pandemi Covid-19.

Secara singkat, Marhuale menjelaskan maksud mencerdaskan, bukan dalam artian menjadikan semua masyarakat Samosir jadi sarjana, tetapi lebih kepada menciptakan akal dan budi pekerti masyarakat yang lebih baik.

Menurutnya, bila semua bidang dan profesi sudah cerdas, maka akan membuat profesi itu berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat luas. "Konotasi cerdas pasti positif yang menghasilkan kebaikan," kata Marhuale.

Mengundang para jurnalis berdiskusi, menurutnya karena media bagian dari sarana untuk mencerdaskan masyarakat.

"Peran media sangat perlu dalam memberikan edukasi positif untuk mencerdaskan masyarakat, itu yang diinginkan oleh Marguna. Supaya, akhlak dan akal budi masyarakat itu semakin baik, sehingga pekerjaan pemerintah juga semakin ringan. Ini yang belum terlaksana selama ini di Samosir dari segala sisi. Termasuk kendala saat ini, akibat kurangnya pemberian keterampilan, sehingga masyarakat masih kurang cerdas dalam bidangnya masing-masing." papar Marhuale.

Karena, sambungnya, bila pembangunan yang dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat, hasilnya juga akan jauh lebih baik, caranya mengajak masyarakat mampu mengatasi masalah-masalah yang ada di lapangan.

"Kita mesti satu suara untuk mencerdaskan masyarakat. Sinegitas Pemerintah dan media itu harus. Harapan Marguna, teman-teman media ikut berperan dan berkontribusi untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Samosir yang lebih baik kedepan. Tentunya dengan bekerja secara profesional," harap Marhuale.

Dalam pandangannya, kondisi Samosir hingga usia 16 tahun, masyarakatnya belum cerdas, sehingga Marguna hadir membawa konsep datang membangun dan mencerdaskan.

Diungkapkan lebih jauh, masayarakat Samosir saat ini masih minim ilmu, kemampuan dan keterampilan, secara khusus masyarakat petani. "Ini yang mau kita cerdaskan, sehingga masyarakat bisa mengolah pertaniannya dengan hasil yang maksimal. Demikian juga masyarakat dengan profesi yang berbeda, yakni pedagang, transportasi dan lain sebagainya," ujar Marhuale Simbolon.

Ditengah suasana cair, beberapa wartawan yang hadir melontarkan berbagai pertanyaan, terkait langkah dan upaya yang akan dilakukan Marguna untuk menerapkan visi misi yang diusung melalui pesta demokrasi sekiranya Tuhan mengijinkan dan masyarakat berikan kepercayaan kepada pasangan Marguna memimpin Samosir periode 2020-2024.

Berbagai pertanyaan, mulai dari upaya menghidupkan sektor pertanian untuk kesejahteraan masayarakat tanpa meninggalkan pariwisata, motivasi kembali ke Bona Pasogit Samosir, hingga kepada tata kelola pemerintahan yang baik.

Marhuale menjelaskan, dengan mengubah blue print dari basis pariwisata menjadi berbasiskan pertanian, tentu masyarakat Samosir yang masih mayoritas petani akan sejahtera karena dari sisi anggaran sudah lebih terfokus pada pertanian.

"Ketika petani sudah sejahtera, maka profesi lain juga pasti akan bertumbuh. Tugas pokok pemerintah itu untuk mensejahterakan masyarakatnya. Seharusnya, 16 tahun Samosir berdiri, sudah sepatutnya masyarakat sejahtera," kata Marhuale.

Ia menyebut, bila terpilih, bahkan pada tahun kedua kepemimpinannya, semua lahan pertanian mulai dari Lontung dijamin akan terairi dengan memanfaatkan potensi air Danau Toba. Tahun berikutnya, baru menyentuh lahan pertanian diatas jalan.

"Melalui hitungan penganggaran APBD, itu sangat mungkin. Selanjutnya, akan menjalin koordinasi dengan kementerian terkait karena saya bukan hal yang baru disana. Bukan janji, tapi saya punya kemampuan untuk itu," jelasnya.

Lebih jauh lagi, Marhuale mengatakan, di sektor pemerintahan dan dari sisi pengunaan anggaran, akan menempatkan para ASN sesuai bidang masing-masing untuk hasil yang maksimal dan termasuk dari sisi pengunaan anggaran, harus sampai kepada aut come sesuai dengan fungsi dari anggaran itu sendiri.

"Tugas pemerintah menegakkan aturan. Kita akan membenahi kinerja ASN, karena saya sudah dari sana dan sudah paham tata kelola pemerintahan. Ketika kemampuan saya ini masih bermanfaat bagi masyarakat Samosir, kenapa tidak saya tawarkan melalui program-program saya," ujar Marhuale.

Ditegaskan, Marguna mengubah blue print dari pariwisata ke pertanian, karena Samosir selama ini sudah salah dari dasar dengan blue print pariwisata. Hal itulah yang memotivasi serta mendorong dirinya datang dari rantau dan kembali ke Bona Pasogit, Samosir.

"Saya mengikuti perkembangan Samosir sejak awal berdiri. Melirik program pemerintah, ternyata lebih kepada pariwisata. Samosir salah dasar dengan prioritasnya pariwisata. Padahal, sepanjang masyarakat masih berada pada posisi taraf hidup miskin, pariwisata akan sulit berkembang," tandasnya.

Salah dasar, jelasnya, karena kebutuhan masyarakat ada 3, yaitu kebutuhan primer atau mendasar (sandang pangan papan). Kedua kebutuhan sekunder (kesehatan dan pendidikan, dan yang ketiga kebutuhan tersier yaitu rekreasi dan hiburan.

Tidak sampai disitu, Marhuale juga menyampaikan, selain sudah salah dasar, bahkan yang lebih parah hingga membuat Marguna marah, bahwa masih banyak kegiatan pemerintah daerah yang tidak transparan. "Hati-hati, pemerintah tidak boleh ada campur tangan keluarga," tegasnya.

Pengunaan uang negara, sambungnya, harus disampaikan kepada masyarakat. "Contoh pekerjaan proyek fisik Kabupaten Samosir, apakah sudah transparan. Ketika itu belum dilakukan, maka belum mencerdaskan. Tugas pemerintah, mempertanggungjawabkan arah pengunaan unang negara untuk masyarakat. Kita mau menuju kesana dan kami bukan pasangan yang alergi dengan kritik," tutup Marhuale Simbolon.