MEDAN – Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara melakukan hal yang berbeda dalam memperingati Nuzulul Qur’an Ramadhan tahun ini. Hal ini dikarenakan saat ini Indonesia dan seluruh dunia tengah berjuang melawan wabah COVID-19, atau biasa disebut sebagai Virus Corona. Jika BKKBN Sumatera Utara pada tahun-tahun sebelumnya memperingati Nuzulul Qur’an dengan mengundang pegawai, pensiunan, dan masyarakat sekitar dan diisi dengan tausyiah agama, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dan pembagian sedekah kepada anak yatim, maka pada tahun ini, BKKBN Sumatera Utara memperingatinya dengan membagikan paket menu buka puasa kepada masyarakat sekaligus sosialisasi Program Bangga Kencana kepada masyarakat. 
 
Kegiatan yang diselenggarakan pada Senin (11/05) ini dilakukan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan tidak mengumpulkan banyak orang.
 
Sebanyak 100 paket menu buka puasa, yang masing-masing terdiri dari nasi kotak dan 2 botol sirup, serta pembagian flyer tentang himbauan tunda kehamilan di saat pandemic COVID-19 kepada masyarakat. 
 
“Paket menu buka puasa ini kami bagikan kepada masyarakat sekitar, tukang becak, dan outsourching di kantor sebagai wujud kepedulian dan kontribusi BKKBN Sumut kepada masyarakat yang terkena dampak ekonomi akibat wabah ini. Bersama paket menu ini, kami juga membagikan flyer yang berisi tentang berbagai alasan kenapa harus menunda kehamilan pada saat pandemi corona sebagai upaya sosialisasi BKKBN Sumut kepada masyarakat. Jangan sampai kita negatif corona, tetapi istri positif hamil,” terang Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Temazaro Zega. 
 
Ia juga menambahkan, walau dalam kondisi pandemi ini, BKKBN Sumut tetap berupaya untuk memastikan pelayanan KB tetap berjalan. 
 
“BKKBN Sumut bekerjasama dengan Penyuluh KB (PKB) di lapangan, OPD KB, dan fasilitas kesehatan berupaya untuk tetap menyelenggarakan pelayanan, dengan melaksanakan protokol pencegahan COVID-19, di antaranya dengan menggunakan APD lengkap bagi petugas pelayanan, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesuda pelayanan dan menjaga jarak sosial bagi petugas pelayanan dan peserta KB. Upaya ini kami lakukan demi mencegah tingginya angka putus pakai dan drop out, sehingga fenomena baby boomers dapat kita cegah,” tutupnya.