Berbagai upaya dan usaha terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut). Dalam memutus rantai Virus Corona (Covid-19) yang sedang mewabah di Sumut.

Dalam situasi “Tanggap Darurat” hingga 29 Mei 2020, untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Pemprov Sumut bekerjasama dengan para rumah sakit telah mempersiapkan sebanyak 1.500 Kamar Isolasi.

Selain lima Rumah Sakit (RS) rujukan utama menangani pasien Covid-19 yakni RSUP H Adam Malik, RSUD Kabanjahe, RSUD Djasamen Saragih, RSUD Tarutung dan RSUD Padangsidimpuan, kini sudah disiapkan RS lain mengantisipasi lonjakan pasien, diantaranya RS GL Tobing (49 kamar), Martha Friska (230 kamar), RSUD Abdul Manan Simatupang (12 kamar), RSUD Gunungsitoli (36 kamar) serta disiapkan RS darurat yang dimiliki oleh Pemprov Sumut dengan jumlah sebanyak 1.168 kamar, sehingga total seluruhnya 1.500 kamar.“Pemprov bersama kabupaten kota juga telah menyiagakan sebanyak 206 RS yang tersebar di wilayah Sumut.

Setelah menetapkan situasi percepatan penanganan wabah Covid–19 Provinsi Sumatera Utara dalam kondisi  Siaga Darurat sejak 17 Maret 2020 hingga 30 Maret 2020, Pemprov Sumut menilai adanya kondisi semakin maraknya wabah itu maka pihaknya telah menaikan status menjadi menjadi “Tanggap Darurat” hingga 29 Mei 2020.

Karena Virus Corona sifatnya yang mudah menular, penanganan Pasien Covid -19 pun berbeda. “Pasien diisolasi satu kamar untuk satu pasien, tidak boleh ada kontak dengan orang lain di sekitar tanpa menggunakan APD baik petugas kesehatan maupun dari keluarga pasien. Hal itu pun dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit,” lanjutnya.

https://www.www.gosumut.com/assets/imgbank/30042020/gosumutcom_vmpxg_219.jpg

Perlakuan berbeda juga dilakukan pada jenazah pasien yang suspect positif Covid-19. “Pasien Covid-19 positif yang telah meninggal dunia akan mendapatkan perlakuan khusus, dimana tidak boleh dilakukan pembesukan atau takziah. Hal itu semata-mata dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19,” ujarnya.

Tak hanya itu, untuk memutus rantai penularan Pemprov sudah melakukan swab tenggorok atau hidung, sebagai patokan diagnosis. Hingga 29 Maret kemarin sudah dilakukan swab tenggorok kepada 378 orang. Yang sudah mendapatkan hasil 103 orang, sisanya masih dalam proses di Balitbang Kemenkes.

https://www.www.gosumut.com/assets/imgbank/30042020/gosumutcom_jjbgr_218.jpg

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga mengimbau kepada warga Sumut di berbagai daerah di Indonesia agar tidak mudik untuk sementara waktu ke kampung halaman, di tengah maraknya wabah Covid-19.   

Selain itu mantan Pangkostrad ini juga mengimbau agar warga Sumut juga tidak melakukan perjalanan mudik keluar dari wilayah Sumut untuk sementara waktu.Imbauan tersebut dikatakan Edy untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang tengah mewabah saat ini di sejumlah wilayah di Indonesia.

Dengan demikian Covid-19 akan bisa dicegah menular kepada lebih banyak orang. "Saya Edy Rahmayadi mengimbau kepada seluruh saudara-saudaraku, masyarakat Sumut yang saya cintai agar tidak mudik baik keluar dari Sumatera Utara maupun masuk ke Sumut. Ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19," ujarnya.

https://www.www.gosumut.com/assets/imgbank/30042020/gosumutcom_qpkgg_217.jpgGubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membagikan secara simbolis tempat cuci tangan portabel ke seluruh kecamatan yang ada di Kota Medan, di pelataran Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman 41 Medan, Senin (30/3/2020). (Foto Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut : Veri Ardian)

Edy menjelaskan , saat ini Provinsi Sumut sudah meningkatkan status akibat wabah Covid-19 yang semula dari siaga darurat bencana non-alam menjadi status tanggap darurat saat ini. Status ini kata Edy akan tetap diterapkan hingga tanggal 29 Mei 2020 mendatang.

Karena itu, dia menyarankan bagi para warga Sumut yang ingin melepas rindu dengan keluarganya masing-masing untuk sementara waktu bisa mengunakan fasilitas video call maupun teknologi lainnya."Saya mohon kepada saudara-saudaraku. Ini untuk kebaikan kita bersama. Di situasi seperti ini kita bisa bersilaturahmi dengan keluarga menggunakan video call, sosial media atau teknologi lainnya, jadi tidak harus berkunjung ke rumah keluarga. Jadilah pahlawan untuk melindungi diri, keluarga, juga Sumatera Utara yang kita cintai ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Edy juga mengajak agar warga Sumut kompak dalam menghadapi situasi darurat bencana Covid-19 saat ini. Sama seperti harapan semua orang, Edy juga berharap wabah corona yang terjadi saat ini bisa segera berakhir.

https://www.www.gosumut.com/assets/imgbank/30042020/gosumutcom_52fx7_216.jpg

Dengan demikian kondisi akan kembali pulih dan warga bisa beraktivitas normal kembali seperti biasa."Demi keselamatan kesehatan warga Sumut, kita harus kompak memutus rantai penyebaran covid-19. Mari kita berdoa kepada Tuhan yang maha Esa, Allah Subhanahu wa ta'ala semoga situasi segera kembali pulih dan kita terbebas dari bencana ini ," pungkas mantan Ketua Umum PSSI ini.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah meminta semua petugas kesehatan yang ada di Sumut senantiasa siap dalam menghadapi penyebaran Covid-19 di daerah ini. Masyarakat juga diminta tidak panik dan bertindak berlebihan dalam menanggapi penyebaran virus ini.

“Kita tentu tidak ingin ada warga kita yang terinfeksi Covid-19. Tetapi bila ada maka kita harus selalu siap menanganinya. Tadi di rapat kita sudah membahas apa-apa saja yang perlu kita lakukan soal Covid-19 ini dan untuk membuat kita siap, kita akan melakukan pelatihan-pelatihan petugas kesehatan dalam menangani pasien terduga terinfeksi Covid-19. Jadi mereka (petugas) tahu apa yang harus dilakukan,” kata Musa Rajekshah.

Selain kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19, Musa Rajekshah juga menekankan agar masyarakat tidak panik dan tidak memanfaatkan keadaan ini untuk mencari keuntungan pribadi.

“Dari laporan yang saya dapat ada lonjakan harga masker di daerah kita dan masyarakat juga mulai memborong kebutuhan-kebutuhan pokok. Saya rasa ini berlebihan dan kami juga meminta kepada Polda Sumut bekerja sama dengan Dinas Perindustrian untuk melacak pedagang-pedagang yang menaikkan harga masker secara tidak masuk akal atau bahan-bahan makanan,” tambah Musa Rajekshah.

Sekdaprov Sumut R Sabrina menjelaskan kondisi dan kesiapan Sumut dalam menangani wabah Covid-19. Saat ini Gugus Tugas Percepatan Penangnan Covid-19 yang terdiri dari unsur Forkopimda telah memetakan daerah yang masuk kategori zona merah, kuning dan biru.

“Untuk zona merah itu ada di Medan, Deliserdang dan Tanjungbalai dengan kepadatan penduduk dan mobilitas masyarakatnya tinggi. Selain itu juga, daerah ini menjadi pintu masuk dari luar. Sementara zona kuning adalah yang juga menjadi pintu masuk dari daerah lain. Sementara untuk zona biru, yang masih masuk kategori tidak terlalu berbahaya,” ujar Sekdaprov Sabrina.

Untuk langkah penanganan secara medis, Sekda menjelaskan bahwa Pemprov menargetkan sebanyak 1.500 ruang isolasi untuk PDP Covid-19, dimana sudah ada 5 Rumah Sakit yang siap menjalankan protokol kesehatan khusus wabah ini, yakni RS GL Tobing, Martha Friska (I dan II), Abdul Madan dan Gunungsitoli.

“Selain itu ada juga sebanyak 206 Rumah Sakit yang tersebar di Sumut. Untuk bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari pusat telah kami terima sebanyak 2.850 unit dan sebanyak 10.800 alat rapid tes. Saat ini kami sudah memesan 10 ribu APD dan baru 2.000 yang terkirim,” sebutnya.

Sedangkan untuk antisipasi dampak sosial ekonomi masyarkat, ketersediaan anggaran saat ini di Pemprov Sumut (APBD) ada Rp500 Miliar yang dialokasikan. Namun dengan perkembangan dan kondsi dimaksud, gugus tugas kata Sabrina, memperkirakan kebutuhannya menjadi Rp825 Miliar. *