LHOKSEUMAWE-Ibu rumah tangga di Lhokseumawe maupun Aceh Utara mulai kelimpungan, pasalnya harga bawang merah sebelum tiba bulan suci ramadhan 1441 H berada dikisaran Rp 30.000 s/d Rp 40.000 per kg, namun saat ini sudah tembus ke angka Rp 60.000 per kg.

Tidak hanya ibu-ibu rumah tangga yang kelimpungan, para pedagang mie Aceh juga mengalami hal yang sama, soalnya harga jual mie Aceh masih tetap seperti biasa, namun bahan baku mie Aceh terutama bawang merah justru harganya melonjak luar biasa. Bawang merah lokal harganya dua kali lipat dari harga sebelumnya. “Bawang merah Brebes cukup mahal sekarang yakni Rp 60.000 per kg, sedangkan bawang merah import harganya Rp 40.000 per kg, harga tersebut jauh sebelum bulan puasa tiba,” ungkap salah seorang ibu rumah tangga Yani, Rabu (29/4) dipusat pasar Inpres Lhokseumawe.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang pedagang mie Aceh. “Bayangkan saja, sebelum bulan puasa bawang merah import masih terjangkau harganya yakni Rp 24.000,- per kg, namun sekarang sudah mencapai Rp 40.000 per kg, begitu juga bawang merah Brebes, masalahnya kita tidak berani menaikan harga mie Aceh, sejurus dengan kenaikan bawang merah,karena kita khawatir pelanggan tidak mau beli lagi,” timpal Jailani.

Dalam kondisi wabah covid – 19 sekarang, keadaan masyarakat semakin susah, ditambah lagi harga-harga kebutuhan pokok mahal, dipastikan daya beli masyarakat terus merosot drastis, masyarakat berharap pemerintah cepat memberikan solusi yang tepat, sehingga kendati situasi sulit tapi masyarakat masih mampu bertahan.

Bayangkan saja, tidak hanya bawang merah harganya melonjak tajam, gula pasir harganya masih bertahan dikisaran Rp.18.000 s/d Rp 20.000 per kg. Hal ini menambah masyarakat tertekan, soalnya gula pasir maupun bawang merah merupakan kebutuhan pokok yang dipergunakan seharian oleh warga masyarakat.