KARO-Pasca lahar dingin di desa Tiga Nderket (23/4/2020) yang saat itu, nyaris meratakan pemukiman penduduk dan perladangan warga setempat, bahkan Sabodam yang dibangun oleh pihak PT. Berantas kala itu, tidak mampu menahan derasnya aliran air sungai bakerah membawa campuran material lumpur, bongkahan batu dan kayu dari gunung Sinabung, akhirnya Sabodam jebol.

Imbasnya , aliran lahar dingin meluber, dari jalur sabodam, lalu mengalir keperladangan warga dan pemukiman penduduk. kata Nd. Indra salah satu ladang miliknya terendam lumpur lahar dingin yang bersebelahan dengan sabodam , diutarakannya saat panen salak, Jumat (24/4/2020).

"Pokoknya, mau panen, agak sulit dan kesalahan, sebab batang pohon salak dan buahnya yang berhektare terpendam lumpur lahar dingin, mau tak mau, saat panen butuh extra waktu, tenaga dan biaya," keluhnya.

Usai mengutip salak dari pohonnya, menurut petani ini, salak diserakkan diatas plastik untuk dijemur, lalu kemudian dibersihkan satu persatu salaknya, baru dimasukkan kedalam goni, siap untuk dijual ke pasar berastagi dan kabanjahe.

Pantauan dilapangan, Nd indra berdialog bersama bupati karo dan meminta agar pemrintah daerah segera membersihkan lumpur disekitar ladangnya. "Bayangkan jika tidak dibersihkan, bapak bupati bisa lihat, buah salak ini seperti ini jadinya, sambil menyodorkan buah salak kepada Bupati. Pun begitu, kehadiran bapak bupati menurut nd. Indra menambah semangat dan gembira kami sebagai warga, sebab masih menyempatkan datang ke lokasi meninjau bekas lahar dingin, ditengah situasi pandemi Covid-19 ini, jarang pemimpin melakukan hal ini," ujarnya.

Menyahuti tersebut Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan bahwa kedatangannya ke lokasi ingin melihat kearah Hulu bekas lahar dingin yang meluber ke perladangan warga. "Ya tentu salah satu termasuk ladang ibu ini," ungkapnya.

Tentu hal ini, melalui camat dan kepala desa akan melakukan pendataa. "Tanaman bagi warga yang terimbas akibat terjangan lahar dingin, disamping itu, solusi siang ini Pemda Karo akan turunkan alat berat guna menormalisaiakan keadaan," sebut Terkelin.

"Kami ikut prihatin, melihat kondisi buah salak tersebut berlumpur, namun ini adalah bencana alam diluar kemampuan manusia, mari kita tetap bersyukur sebab keselamatan dan kesehatan paling utama, disaat situasi Covid-19," kata Terkelin, sembari mengambil buah salak untuk dicicipi.

Sementara camat tiga Nderket Sukur Brahmana, menyatakan sudah berkoordinasi dengan Kades Sukatendel dan Kades Kuta Mbaru agar melakukan pendataan bagi perladangan dan pemukiman warga yang terimbas akibat pasca terjadinya lahar dingin.

Disela sela dialog yang sedari tadi didengarkan antara bupati dan warga, Camat tiga Nderket berinisiasi membantu meringankan beban warga, melalui membeli buah salak hasil panen yang dijemur berbekas lumpur, sebanyak 30 Kg. "Tentu ini upaya bagian empati dan kepedulian sebagai tanda turut prihatin, itu saja," jelas Sukur.