JAKARTA - Tim Pelatnas Balap Sepeda Olimpiade tetap akan memaksimalkan penggunaan dana yang dipasok Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meski jadwal pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang semula tahun 2020 ditunda menjadi tahun 2021. Padahal, anggaran dana pelatnas tersebut berpatokan pada pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang direncanakan 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. "Ditundanya setahun pelaksanaan Olimpiade Tokyo ke Agustus 2021 akibat wabah virus Corona itu otomatis menambah panjang waktu persiapan Pelatnas Balap Sepeda Olimpiade. Apalagi, event babak kualifikasi Olimpiade cukup banyak dibatalkan dan dijadwal ulang kembali. Penundaan ini akan berdampak terhadap kebutuhan anggaran. Makanya, kita akan mencoba memaksimalkan dana yang sudah dikucurkan Kemenpora," kata Manajer Tim Balap Sepeda Indonesia, Oldy Sofyan Ali yang dihubungi melalui telepon selular di Jakarta, Minggu (12/4/2020).

Untuk Pelatnas Balap Sepeda Olimpiade, PB ISSI mengajukan angaran sebesar Rp10,5 miliar tetapi Kemenpora mengucurkan dana sebesar Rp6,4 miliar setelah verifikasi. Sehubungan dengan penundaan Olimpiade dan batalnya babak kualifikasi, kata Oldy, pihaknya akan segera merevisi alokasi anggaran yag sudah dikucurkan dan menyusuk kembali program yang tidak terlaksana.  

"Ya, kita akan merevisi kembali penggunaan anggaran pelatnas Olimpiade dengan menyusun kembali program pelatnas Olimpiade. Lalu, kita akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Kemenpora," ujarnya. 

Oldy panggilan akrab Oldy Sofyan Ali juga sepakat dengan usulan pembelian peralatan Virtual Trainning dan Gym yag disampaikan  Pelatih Kepala Pelatnas Balap Sepeda Olimpiade, Dadang Haries Poernomo. 

"Ya, saya sangat setuju dengan usulan pembelian peralatan virtual trainning dan gym itu. Peralatan virtul trainning itu sangat penting dalam mendukung program  latiah pelatnas balap sepeda Olimpiade di tengah wabah virus Corona. Dan, saya juga sudah memasukkannya dalam anggaran revisi yang akan diajukan kepada pihak Kemenpora," jelasnya. ***