SAMOSIR-Pemerintah Kabupaten Samosir terus berupaya mencegah penyebaran Corona virus disease (Covid-19) masuk ke wilayahnya, mulai dari pemulangan pengunjung yang tidak jelas tujuan datang ke Samosir, melakukan pengecekan suhu tubuh, penyediaan tempat cuci tangan, hingga meminta kepala daerah lain agar menghimbau warganya tidak berkunjung ke Samosir untuk sementara waktu.

"Kita minta kepada kepala daerah lainya, agar menghimbau warganya untuk tidak berkunjung ke Samosir untuk sementara waktu guna mencegah meluasnya wabah Covid-19," pinta Wakil Bupati Samosir, Juang Sinaga pada kesempatan video conference bersama Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, Senin (6/3/2020).

Pada kesempatan itu juga, Juang Sinaga didampingi Kadis Kesehatan, Nimpan Karo-karo, Kepala Bappeda, Rudi Siahaan, Kadis Kominfo Rohani Bakkara, dan Kepala BPKAD, Jandri Sitanggang, melaporkan situasi terkini di Samosir seputar kasus Covid-19, yakni dari 9 orang ODP, 5 orang diantaranya sudah sembuh, dan 4 orang lagi masih dalam pemantuan.

“Samosir dalam keadaan baik, namun perlu perhatian penambahan APD bagi para petugas di lapangan. Pemerintah Kabupaten Samosir juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,8 miliar dalam mencegah dan menangani wabah Covid-19,” paparnya dan mengharapkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprovsu) menyiapkan desk pencegahan dan penanganan Covid-19, bilamana sewaktu-waktu ada keadaan darurat diperlukan bantuan dari Pemprovsu.

Edy Rahmayadi pada video conference berlangsung yang diikuti oleh seluruh bupati/walikota se-Sumut itu, menginformasikan wabah Covid-19 belum reda dan makin meningkat dari hari ke hari. Karenanya, diharapkan agar bupati/walikota menekankan kepada warganya untuk tetap menjaga jarak dalam melakukan kegiatan di luar rumah, menghindari keramaian, dan jika terpaksa meninggalkan rumah, jangan lupa menggunakan masker.

Disampaikan juga, sampai kini sudah ada 5 Kabupaten/Kota yang sudah memiliki rumah sakit rujukan penanganan Covid-19, yaitu Kabupaten Karo, Tapanuli Utara, Nias, Kota Padang Sidempuan dan Medan.

Gubernur juga menyadari kekurangan-kekurangan yang dihadapi dalam pencegahan dan penanganan Covid-19, namun akan tetap mengupayakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para medis yang melayani di lapangan.

“Mari kita awasi tenaga medis dalam melaksanakan tugas demi rakyat kita,” harap Edy dan menyampaikan, bila menemukan kesulitan dalam penanganan, telah disiapkan 110 kamar rujukan di Medan bagi orang yang terpapar ringan, sedang, dan berat.

Dalam waktu segera sambung Edy, Pemprovsu akan mengirimkan Rapid Test (tes cepat) dan APD ke seluruh kabupaten/kota untuk menanggulangi wabah COVID-19.

Dalam menangani PDP yang meninggal dunia, Rahmayadi juga meminta pemerintah daerah hadir dalam pemakaman dan melakukan tindakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Lebih jauh, Edy juga memaparkan, dalam pencegahan dan penanganan wabah Covid-19, Pemprovsu telah menganggarkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk kebutuhan kabupaten/kota dan bila ternyata kurang, akan diupayakan pengadaannya hingga pagebluk Corona itu reda.

“Pemprovsu telah menaikkan anggaran bagi 408.321 Kepala Keluarga (KK) penerima bantuan sosial dari nominal Rp 150.000,00 menjadi Rp 200.000,00,” ungkapnya untuk menangani dampak ekonomi akibat wabah Covid-19.

Selain itu, ia juga menginstrusikan kepala daerah untuk melaksanakan refocusing dan reallocation anggaran dalam penanganan wabah Covid-19, terutama bagi KK yang bukan penerima bantuan sosial sama sekali. Diharapkan juga, agar pemerintah daerah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga yang terkena wabah Covid-19 dan menyediakan Social Safety Net (Jaring Pengaman Sosial).

“Jika satu orang saja sakit di kabupaten/kota, maka kita harus merasakannya bersama-sama,” ungkapnya terkait prinsip penanganan wabah Covid-19 di wilayah Sumatra Utara, serta mengajak kepala daerah untuk bergandeng tangan, berkordinasi, dan memberikan pendapatnya.

Di akhir arahannya pada video conference berlangsung, Rahmayadi menekankan, bahwa wabah Covid-19 bukanlah penyakit hina. Masing-masing daerah agar menyiapkan tempat isolasi sementara, menginstruksikan para kepala desa untuk mengedukasi warganya, mengantisipasi dampak ekonomi dari wabah Covid-19, mengevakuasi PDP ke Medan dengan pertimbangan medis dari daerah, dan tetap membuka komunikasi 24 jam dalam pencegahan dan penanganan Covid-19.