MEDAN-Sejak pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghimbau masyarakat untuk tinggal dirumah masing-masing dan menerapkan physical distancing selama 2 minggu untuk mencegah penyebaran Virus Covid-19. Tentunya membuat waspada masyarakat. Bahkan sejumlah masyarakat juga menstok sembako terutama beras untuk menghindari ke luar rumah.

Seperti yang dikatakan, Teguh Kawal (28) Pengusaha Pedagang Beras yang berasa di Kelurahan Kwala Bekala. Menurutnya permintaan akan beras meningkat. Lantaran masyarakat yang merasakan kepanikan akan wabah Covid-19 ini.

"Nah keluar surat edaran pemerintah untuk masyarakat tidak keluar rumah disitulah, masyarakat menjadi panik dan membeli beras dalam jumlah yang lebih. Sebab beras adalah kebutuhan utama yang diperlukan saat ini," katanya, Jumat (3/4/2020).

Teguh mencontohkan, biasanya sejumlah langganan yang beli beras padanya hanya 10 kg jadi beli yang ukuran 30 kg. Nah, secara tidak langsung dengan adanya wabah ini penjualan beras meningkat.

"Bahkan peningkatan ini sudah terjadi sejak Maret lalu. Terkait harga memang saat ini ada kenaikan dan bukan imbas dari wabah tapi memang dari petani mulai berkurang. Untuk stok jenis beras ada beberapa macam disini yakni seperti, kuku balam, IR, beras merah serta beras murah. Sedangkan beras yang paling diminati yakni beras di harga Rp 10.000 per kg," terangnya yang juga menjual buah-buahan.

Saat ini, untuk pemasaran pihaknya memasukkan ke grosir pasar-pasar tradisional disekitar, ke supermarket dan juga jual eceran atau per kilogramnya. "Kami menjual beras yang berukuran 5 kg, 10 kg, 15 kg dan 30 kg. Untuk stok juga aman sampai lebaran," pungkasnya dan berharap masyarakat tidak panik sebab pemerintah dan sektor lainnya sudah bekerja dengan maksimal agar tidak terjadi lonjakan harga bahan pokok dan ketersediaan barang.*