MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H. Edy Rahmayadi selaku Ketua Tanggap Darurat Bencana Covid-19 Provinsi Sumatera Utara harus memanfaatkan gedung-gedung di seputar areal Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) sebagai ruang isolasi dan perawatan pasien Covid-19.

Hal ini diutarakan Ahli Sosial Engineering/Tata Kelola Social Public Development Ir. Raulan Togatorop kepada GoSumut.com di Medan, Rabu (1/4/2020).

Menurut Raulan yang juga Anggota Tim Relawan Nasional Wabah Covid -19 dan Pendamping UMKM dari Kementerian Koperasi dan UKM-RI ini, pemanfaatan gedung-gedung dan areal Bandara KNIA sebagai tempat isolasi dan perawatan pasien Covid -19 jauh lebih efektif daripada lokasi lainnya yang jauh dari Bandara.

"Artinya, begitu ada penumpang pesawat yang diketahui terpapar Covid-19 bisa langsung dirawat di areal Bandara sehingga tidak perlu dibawa mutar-mutar ke tempat lain. Ini jauh lebih efektif dan efisien," tutur Raulan.

Ibarat melakukan pemadaman kebakaran, kata Raulan, sumber air yang terdekat lah yang dimanfaatkan, bukan sumber air yang jauh.

Meski Rumah Sakit GL Tobing Tanjungmorawa sudah ditetapkan sebagai RS pusat isolasi utama perawatan ODP (Orang Dalam Pengawasan) Covid-19, Raulan berharap, pemanfaatan areal Bandara KNIA tetap di-standby-kan untuk menjaga jika sewaktu-waktu jumlah ODP Covid-19 meningkat.

Perlu Efektifitas Tata Kelola

Sementara Ahli Inovasi yang juga Dosen Program Studi Administrasi Negara FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) Dra. Dara Aisyah M.Si Ph.D berpendapat diperlukan efektifitas tata kelola dalam mengatasi masalah Covid-19 di areal Bandara KNIA.

Untuk antisipasi Covid-19 tidak menular, kata Dara Aisyah, dalam hal sterilisasi kedatangan penumpang di Bandara KNIA, perlu disediakan Ruang Isolasi Adsorbent Hydroxyapatite (HA) filler.

Kemudian, lanjutnya, perlu diberikan tata cara dalam tata kelola penanganan Covid-19.

Adapun fase-fase yang harus dilalui pada saat mengadministrasikan para pendatang di Bandara KNIA adalah sebagai berikut.

Pertama, para pendatang harus mengganti pakaian dan memakai pakaian khusus, pengukuran suhu, lalu memasuki bilik isolasi Adsorbent Chamber untuk di treatment.

Fungsi adsorbent yang ada di dalam HA water 3 in 1 bermanfaat sebagai penambah stamina tubuh untuk melawan segala virus dan menghilangkannya termasuk segala kuman dan kotoran melalui proses penyerapan di dalam tubuh.

Langkah kedua, kata Dara Aisyah, menghidupkan bilik Chamber dengan absorbent filler Hidroksiapatite Water dilakukan sampai 20 menit.

Ketiga, minum air kalori dari HA water untuk detoxification (detox) sebanyak 2 liter per hari.

Keempat, menyemprot mata, hidung, mulut, wajah dan seluruh tubuh dengan air kalori.

Langkah kelima, kata Dara Aisyah, setelah keluar dari bilik Chamber, dilanjukan pembersihan dengan mandi air kalori. Hal ini untuk memastikan seluruh tubuh sudah melewati adsorbent water.

Langkah keenam, melakukan pengukuran suhu after treatment sehingga diperoleh zero virus.

Kemudian langkah ketujuh, kata Dara Aisyah, apabila paparan virus masih belum berkurang di dalam tubuh maka pasien diklasifikasikan sebagai 3 tingkatan yaitu status pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan Suspect atau terduga sehingga pasien seluruhnya dilakukan Isolasi terkawal di dalam Rumah Karantina Covid -19 yang berlokasi tetap di kawasan Bandara KNIA.

Pilihan Bandara KNIA ini, lanjut Dara Aisyah, sangat tepat karena tergolong jauh dari pemukiman masyarakat yang belum tercemar / terindikasi Covid -19 sehingga kekuatiran penyebarannya tidak menjalar kemana-mana lebih meyakinkan.

"Hal ini adalah tata kelola yang sangat efektif untuk mencegah dan menerapi pasien dengan sistem blok," pungkas Dara Aisyah seraya berharap kepada Gubsu untuk dapat merealisasikannya dalam waktu yang segera. ***