MEDAN - KNPI Sumatera Utara mendukung langkah dan kebijakan pemerintah daerah dengan segala upaya yang sedang dan telah dilakukan dalam penanganan wabah Covid-19 khususnya di wilayah Sumatera Utara.

"Kami berbaik sangka bahwa pemerintah serius dan akan tetap maksimal menangani wabah Corona di Sumatera Utara. Tapi, sebagai kumpulan organisasi pemuda yang sadar dan bertanggung jawab atas berjalanannya pelayanan publik yang baik, kami merasa perlu untuk tetap mengingatkan para pengambil kebijakan, para pejabat yang di tangannya terdapat kekuasaan untuk mengambil langkah afirmasi yang menimbulkan rasa tenang dan nyaman di tengah masyarakat," ungkap Ketua KNPI Sumatera Utara, Samsir Pohan, Jumat (27/3/2020).

Untuk itu, dirinya meminta agar pemerintah berani dan mau mengambil langkah sesuai instruksi presiden yang tertuang dalam Inpres nomor 4 tahun 2020 tentang refocusing kegiatan, realokasi anggaran serta PBJ dalam rangka percepatan penanganan COVID-19.

"Agar Gubernur, para Bupati dan Walikota se-Sumatera Utara mengalokasikan anggaran yang cukup untuk keperluan penanganan COVID-19 di Sumatera Utara," terangnya.

Samsir menjelaskan, dalam menentukan realokasi anggaran untuk percepatan penanangan COVID-19, pemerintah daerah melibatkan FORKOPIMDA dan menyampaikan besaran anggaran kepada DPRD secara terbuka.

"Pihak kepolisian dan kejaksaan serta elemen masyarakat agar mengawasi penggunaan anggaran tersebut agar tidak diselewengkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.

Selain itu, dirinya juga meminta kepala daerah mengaktifasi seluruh jajaran sampai tingkat desa/kelurahan dan lingkungan agar dapat menjadi ujung tombak penanganan COVID-19.

"Karena wabah COVID-19 bukan hanya masalah medis, tapi implikasinya berdampak kepada sosial, ekonomi dan politik, maka seluruh elemen penting harus dimaksimalkan fungsinya, TNI, Polri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan stake holder yang berkaitan langsung dengan masyarakat bawah," harapnya.

Dalam mengambil kebijakan karantina wilayah (lock down) atau lock down sebagian wilayah, pemerintah harus menyampaikan informasinya secara konprehensif dan massif agar tidak menimbulkan ketakutan dan kekacauan di tengah masyarakat.

"Kegiatan ekonomi dan dagang khususnya barang dan jasa yang berkaitan dengan basic human services dan hajat hidup orang banyak harus diawasi ketat, melibatkan TNI, Polri dan elemen masyarakat. Jangan sampai terjadi monopoli atau tindakan penumpukan sembako tindakan merugikan lainnya," tuturnya.

Untuk menghindari kemungkinan ketidaknyamanan bahkan kekacauan, Samsir juga menyebut, harus diambil langkah-langkah yang dapat meredam kepanikan di tengah masyarakat.

"Utamakan keterbukaan dan posisikan masyarakat sebagai mitra utama agar wabah ini menjadi lawan bersama, bukan beban pemerintah sepihak," tutupnya.