MEDAN -Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Perusahaan Ekspor Indonesia (APEI) Khairul Mahalli yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) meminta agar pemerintah menutup sementara pasar Bursa Saham menyusul merosotnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebagai dampak wabah Covid-19. Saat ini kurs mata uang rupiah diperdagangkan Rp 17.000 per dollar AS.

"Inilah yang saya khawatirkan sehingga saya usulkan agar Bursa Saham ditutup dulu sementara. Karena selama ada masalah virus Corona maka investor asing akan jual saham dan beli dollar kemudian akan dilarikan keluar negeri. Bank Indonesia akan menghabiskan banyak devisa untuk intervensi dan itu tidak akan kuat," kata Mahalli kepada GoSumut.com, Senin (23/3/2020).

Kalau pasar Bursa Saham masih tetap buka, lanjut Mahalli, rupiah akan terus melemah hingga ke level Rp 20.000. "Ngak bakal kuat menahan," tegasnya.

Padahal, terang Mahalli, kalau rupiah bisa bertahan di level Rp 14.000, maka harga bahan bakar minyak (BBM) bisa turun sehingga ekonomi bisa terbantu.

"Devisa di Bank Indonesia jangan dihamburkan untuk intervensi dollar tapi untuk bahan pangan, obat-obatan, peralatan medis dan lain-lain yang strategis," papar Mahalli.

Karena itu, saran Mahalli, pemerintah harus segera menutup sementara atau meliburkan pasar Bursa Saham agar rupiah kembali stabil dan harga saham tidak jatuh.***