SAMOSIR-Dikisahkan, berawal dari sebuah penginjilan pembukaan Gereja baru ke desa Sipira, di Pea Bintang, Kecamatan Onanrunggu, pada bulan April 2008 silam, serta didorong program wisata yang digalakkan oleh Presiden RI Joko Widodo di kawasan Otorita Danau Toba, jemaat Gereja Behtel Indonesia (GBI) dibawah binaan Pdt Manatar Rumapea kembangkan pertanian sayur-mayur di Kabupaten Samosir berkualitas ekspor.

Berhasil melatih salah satu anggota jemaat GBI, Juli Batuara bercocok tanam tomat, sayur pahit, sayur kol, dan setelah hasilnya bagus, Manatar membuka Gereja baru di Desa Tanjungan, Kecamatan Simanindo tahun 2010 dan melakukan hal yang sama mengajari jemaat Gereja menanam sawi putih, kol, tomat, sayur pahit, kentang dan jenis lainnya.

Setelah hasilnya bagus, ia berinisiatif untuk mengontrak lahan jemaat Gereja dan mengembangkan sayur-mayur, wortel, tomat, cabe merah, dan kailan Jepang.

"Semua itu tidak mudah. Ini terealisasi melalui sosialisasi yang panjang kurang lebih selama 12 tahun kepada masyarakat yang sebagian besar jemaat Gereja yang saya bina secara rohani. Akhirnya, pada Januari 2019, program pertanian saya ini mendapat perhatian dari Pak Robert Marbun dan keluarga, Direktur PT. Karaya Murni yang merupakan jemaat dan pengurus GBI KM 11,5 Medan. Tujuannya, untuk membantu masyarakat Samosir dalam hal pengembangan ekonomi masyarakat melalui pertanian," papar Manatar kepada GoSumut, Rabu (18/3/2010).

Dan atas permintaan Robert Marbun, lanjutnya, iapun mencari lahan seluas 4 hektar di Desa Tanjungan, seluas 14 hektar di Desa Sideak untuk dijadikan lahan percontohan bagi masyarakat.

Tidak disangka, atas keberhasilan itu, iapun diundang oleh Pemerintah Kabupaten Samosir menjadi narasumber di Kantor Bupati Samosir baru-baru ini untuk persentase di bidang penanaman, perawatan sayur-mayur, sampai membahas peluang pemasaran nasional dan internasional ekspor tanaman holtikutura yang sudah selesai tahap demi tahap.

"Saya pikir hanya pihak marketing dan direktur perusahaan yang bisa bicara. Asli, saya bicara tanpa persiapan. Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Samosir dan semua SKPD. Ini merupakan titik awal yang baik bagi kami petani kecil," ucap Manatar, Pdt GBI Cabang Medan Plaza yang sekarang berpusat di KM 11,5 Padang Bulan, GBI rumah persembahan.

Disampaikan lebih lanjut, mereka yang kini sudah terbentuk dalam grup koperasi Samosir kasih sinergi, koperasi yang bergerak di bidang produksi pengembangan kopi dan pemasaran sayur-mayur itu, bahkan kurang lebih 10 tahun telah menjalin kerjasama dengan PT. MGH yang berkantor di Bangka Belitung.

"Kami memulainya dari hal-hal kecil dan kami siap menjadi berkat di Pulau Samosir. Yang penting, para petani ikuti aturan main yang kami tentukan, karena untuk mendukung program pertanian sayur-mayur di Kabupaten Samosir, butuh keseriusan dari masyarakat dan pemerintah. Keduanya harus bersatu padu," kata Manatar yang pulang ke Samosir 12 tahun lalu dari Kabupaten Karo untuk membangun kerohanian dan pertanian.

"Pasar sudah kami buka, ilmu gratis sudah kami salurkan, dan Pemerintah Kabupaten sudah kami hubungkan. Sekarang, bagaimana dengan para petani. Kalau sudah sudah siap, ayo berjuang bersama mengelola lahan pertanian kita untuk masa depan generasi. Agar anak-anak kita tidak hanya berpikir merantau ke Batam, Jakarta dan kota lainnya karena tidak sanggup berjuang melanjutkan usaha dan karir di Kabupaten Samosir yang indah ini," ujar Manatar menambahi.

Lebih jauh, ia sampaikan, semua usaha pertanian yang mereka kembangkan saat ini, juga tidak terlepas dari kekuatan GBI Tomok, GBI Saenitak Pananggangan Dolok, GBI Tanjungan, hingga akhirnya perkebunan sayur-mayur itu meluas hinga ke Saenitak, Kecamatan Nainggolan, dan ke desa Ronggur Nihuta, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir.

Selanjutnya, sambung Manatar, kini dirinya telah menggandeng para rekan Pendeta dari GPdi dan Gereja lain untuk mengerjakan program yang sudah ia kerjakan selama kurang lebih 12 tahun itu.

"Kabar baiknya, para rekan Pendeta, semuanya respon. Jadi saya sudah mulai membina kelompok tani GPdi diseluruh Kabupaten Samosir untuk pengembangan sayaur-mayur dengan harapan, agar masyarakat Samosir jangan lagi setiap tamat SMA selalu merantau keluar kota karena tidak ada penghasilan tetap di Pulau Samosir," sebut Manatar yang memprakarsai pertanian sayur-mayur di Samosir.

Sambungnya lagi, dalam program pertanian yang sudah dimulainya itu, juga akan memulai pengembangan pertanian kopi dengan sistim tumpang sari dengan sayur-mayur. Bahkan di 2018, sudah mulai menggagas pembentukan kelompok tani, agar program tahun 2019 dan seterusnya, bisa kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Samosir.

"Jadi, kami sudah bentuk kelompok tani Jaya yang di ketua oleh Pak Sani Sinaga warga Tanjungan. Kemudian, oleh kelompok tani, saya berpikir dan komunikasi lagi dengan rekan-rekan di komunitas kopi Sinergi Pangururan Pak Dohar Oliver Simbolon untuk membentuk koperasi," imbuh Manatar Rumapea yang kini juga sebagai Ketua koperasi tani Samosir kasih sinergi dan sudah menjalin kontrak kerja dengan PT. MGH Bangka Belitung.

Dijelaskan, untuk sekarang ini, hasil sayur-mayur mereka sudah sering di kirim ke Bangka Belitung, Kalimantan, DKI Jakarta, dan sementara ini berkantor di Hotel Tiga Besar Pangururan. "Jadi, kalau mau harga sayur-mayur yang murah, datang saja ke Hotel Tiga Besar. Kita akan segera buat sayur-mayur disana," ujarnya.

Dan tahun 2020 ini, sambungnya lagi, mereka akan membuat koperasi tani bernama Samosir kasih sinergi, dimana sudah dapat penawaran kontrak resmi dengan PT. MGH untuk menyediakan kentang, sayur kol, sawi putih, wortel, kimchi, cabe rawit, cabe merah sebanyak 1.250 ton perbulan guna memenuhi kontrak PT. MGH ke seluruh Indonesia, termasuk ke luar negeri, seperti Singapore, Malaysia dan Korea Selatan.

"Jadi, Pulau Samosir akan masuk ke bisnis ekspor. Untuk itu, terima kasih kepada Bupati Samosir yang telah memfasilitasi kami dan telah mempermudah segala sesuatunya untuk pengembangan Agrikultur dan persiapan ekspor produk pertanian dari Kabupaten Samosir," ucap Manatar.

"Kalau Tuhan sudah berkenan, yang sulit akan menjadi mudah. Semua karena anugerah Nya. Jadi sekarang, semua sudah hampir rampung walau harus melewati tahapan demi tahapan yang melelahkan, dan tinggal menunggu waktu. Semoga ini menjadi sejarah terbaru bagi masyarakat Samosir," tutup Manatar rumapea S.Th, lahir di Desa Huta Rihit/Situri-turi, Kecamatan Nainggolan, anak ke-13 dari 14 bersaudara.