SAMOSIR-Tidak tanggung-tanggung, akibat kemarau berkepanjangan di Kabupaten Samosir, tidak hanya mengancam produksi pertanian padi akan menurun drastis, tetapi juga mengancam ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu kini sudah terasa, secara khusus Desa Paraduan, Kecamatan Ronggurnihuta, yang mengeluhkan air bersih hingga butuh bantuan Pemerintah Daerah (Pemda).

Keluhan Desa Paraduan, bahkan sudah dituangkan dalam sebuah surat, meminta Pemerintah Kabupaten Samosir agar kiranya bersedia memfasilitasi kebutuhan air bersih di Desa itu.

"Mengingat musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Samosir 2 bulan terakhir ini yang mengakibatkan kekurangan air bersih, maka kami masyarakat Kabupaten Samosir dari Dusun Melati, Desa Paraduan, Kecamatan Ronggurnihuta, memerlukan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk itu, kami bermohon kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Samosir, untuk bersedia memfasilitasi air bersih dimaksud," bunyi surat Desa Paraduan yang ditandatangani warga, Derita Gurning, Dugasto Sitanggang, Dosver P Simbolon, Robertus Sinurat, Sardi Gurning, lengkap berstempel dibubuhi tanda tangan Kepala Desa Paraduan, Darwin Samosir, tertanggal 2 Maret 2020.

Dihubungi GoSumut, Selasa (3/3/2020), Darwin Samosir mengaku, kini desanya sangat membutuhkan ketersediaan air bersih. "Iya, begini Pak. Kebetulan disini kemarau, air bersih susah. Kebetulan rumah kita tempat posyandu, PKK, dan lansia. Padahal air bersih tidak ada lagi. Sehingga, kita buatlah surat permohonan itu," ucap Darwin tanpa mengelak, bahwa warganya juga sangat membutuhkan air bersih saat ini.

Dijelaskan, sebelum kemarau tiba, selama ini warganya mendapatkan kebutuhan air bersih dari mata-mata air. Namun semenjak kemarau, warganya harus menempuh jarak kurang lebih hingga 7 kilometer mengambil air bersih menggunakan sepeda motor melalui akses yang kurang memadai.

"Sebenarnya, siapapun yang meminta, kalau bisa tetaplah difasilitasi. Karena selama ini, kebutuhan air bersih diambil warga kita dari mata air. Tapi karena kemarau, mata air sudah kering. Sehingga, masing-masing warga menjemput pakai sepeda motor. Ada dari Danau Toba, dari Sidihoni, dan Sabungan Nihuta. Kalaupun hanya saya yang minta, tapi memang sudah banyak yang mengeluh," terang Darwin.

Jarak yang harus ditempuh dengan akses yang kurang memadai, lanjut Darwin, dari Paraduan ke Sidihoni berkisar 4 kilometer. Dari Paraduan ke Danau Toba berkisar 7 kilometer, dan dari Paraduan ke Sambungan Nihuta, berkisar 4 kilometer.