JAKARTA – Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad MSi meminta Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi tidak membuat kegaduhan dengan usulan-usulan yang mengada-ada termasuk ingin mengganti assalamualaikum dengan salam Pancasila. "Jangan bikin gaduh teruslah, kemarin sebut agama musuh Pancasila, sekarang mau ganti pula assalamualikum dengan salam Pancasila. Saya tahunya yang sudah ada itu Salam Pramuka dan Salam Merdeka,''ujar Achmad saat ditemui GoNews.co usai menerima perwakilan guru honorer dari Riau, Kamis (20/2/2020) di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta.

Menurutnya, assalamualaikum bagi umat Islam itu adalah salam doa keselamatan untuk semuanya. ''Dari artinya saja adalah semoga keselamatan terlimpah untukmu, kalimat ini adalah do'a dan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketika memberi salam artinya kita mendo'akan sesama muslim dengan kebaikan berupa keselamatan dunia akhirat, rahmat dan juga segala bentuk keberkahan dari Allah SWT,'' tukasnya.

Salam, kata Achmad, juga dapat merekatkan persaudaraan atau ukhuwah islamiyah antar sesama muslim. Ia biasa diucapkan ketika berjumpa dengan sesama muslim baik itu yang dikenal ataupun tidak kita kenal, ketika memasuki rumah, masjid atau tempat- tempat lainnya.

Secara umum, hukum mengucapkan salam adalah sunnah. Namun bagi yang mendengarnya hukum menjadi wajib untuk menjawab salam selama tidak ada udzur. Dalam sebuah hadits dianjurkan yang muda memberi salam pada yang tua, yang lewat pada orang yang duduk dan orang yang sedikit ke orang yang banyak.

"Dan assalamualikum juga kadang diucapkan saudara-saudara kita yang non muslim. Mereka tidak mempersoalkan dan enggak gaduh," tandasnya.

Sebelumnya, kata Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan, perlunya salam Pancasila di tempat umum sebagai titik temu diantara salam masing-masing agama di Indonesia.

"Kalau kita salam setidaknya harus ada lima sesuai agama-agama. Ini masalah baru kalau begitu. Kini sudah ditemukan oleh Yudi Latif atau siapa dengan salam Pancasila. Saya sependapat," katanya.

Menurut Yudian, sebelum reformasi sangat nyaman dengan salam nasional. "Sejak reformasi diganti assalamu'alaikum dimana-mana tidak peduli, ada orang kristen, hindu hajar saja dengan assalamu'alaikum," ungkapnya. ***