MEDAN-Bobby Nasution kembali bergerak untuk menyerap berbagai dinamika yang terjadi di Kota Medan.

Sejumlah tokoh yang sudah berbuat di Kota Medan dikunjungi satu persatu oleh suami Kahiyang Ayu tersebut.

Rabu (19/2/2020) Bobby datang ke Ardhina Batik Medan Jalan Bersama Gang Musyawarah No 2 Medan Tembung.

Bobby langsung ditemui oleh owner Ardhina Batik Medan, Edi Gunawan. Keduanya tampak berbincang kurang lebih 30 menit.

Setelah berbincang mengenai dunia batik, Edi Gunawan lantas membawa Bobby Nasution keliling ke ruangan para perajin batik bekerja.

Bobby tampak serius berbincang dengan mereka. Bahkan Bobby tertarik membeli bakal batik sebanyak enam set dengan motif Melayu dan Batak.

Edy Gunawan mengaku senang dikunjungi sosok seperti Bobby Nasution. Diungkapkannya, kehadiran Bobby merupakan bentuk kepeduliannya akan keberadaan UMKM di Kota Medan. "Apa yang dilakukan Pak Bobby tentu saja bagus, saya senang beliau silaturahmi ke tempat usaha saya," kata Edy.

Edy pun yakin usaha batik yang digelutinya bakal bertahan. Dengan catatan ada sinergi antara pelaku usaha dengan pemerintah. "Konsep kolaborasi yang diusung Pak Bobby bagus. Kalau berjalan pasti cukup membantu pelaku usaha di Medan," sambung Edy.

Edy menceritakan, awal usaha batik yang dilakoninya bermula pada 2010. Sebagai pekerja, Edy merasa gelisah ingin berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Maka Edy memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai sales di perusahaan alat berat. Langkah awal yang dilakukannya adalah mendatangi pemerintah, dalam hal ini Dinas Perindustrian.

Edy meminta agar dinas tersebut membuat pelatihan membatik bagi warga Medan. Dan akhirnya dari situ, Edy terus menggeluti dunia membatik hingga belajar ke Jawa, di Tasikmalaya, Pekalongan, Solo hingga Jogja.

Dan kini, Edy berhasil mengenalkan Kota Medan dan Sumatera Utara lewat motif di kain batiknya.

Motif batik yang dikerjakan Edy adalah motif khas Medan dan beberapa suku yang ada di Sumatera Utara. Harga jualnya cukup murah antara 150 ribu rupiah hingga 700 ribu rupiah. "Yang mahal adalah batik tulis dan tergantung bahan yang kita gunakan. Kalau batik tulis pengerjaannya bisa sampai satu minggu," lanjut Edy.

Ke depannya, Edy berharap pihaknya selaku pelaku UMKM mendapatkan dukungan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan pemasaran. "Kami harap pemerintah bisa mengedukasi masyarakat agar mencintai produk lokal," harap Edy.

Saat ini Edy dibantu 15 karyawan untuk membuat batik. Dalam satu bulan, Edy mampu mengerjakan sekitar 500 lembar kain batik. "Target kami ke depan minimal mampu mencetak 1.000 lembar kain. Tapi kami kurang tenaga kerja," pungkas Edy.