SEMARANG - Selain pendidikan dan kesehatan, sebagian negara berkembang juga menempatkan olahraga sebagai bagian program unggulan. Namun di Indonesia, sejak 2016 lalu, olahraga justeru menurun dan stagnan. Demikian diungkapkan Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mataliti saat kunjungan kerja bersama Komite III DPD RI, di Provinsi Jawa Tengah, Selasa (18/02/2020).

Kunjungan kerja kali ini, dalam rangka inventarisasi materi penyusunan dan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, di Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Hadir dalam kegiatan ini wakil gubernur jawa tengah, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNS, Ketua Koni Jawa Tengah, Ketua FORMI Jawa Tengah, dan Pimpinan PB Djarum Foundation. "Semua negara menempatkan, olahraga sangat penting disamping kesehatan dan pendidikan. Sayangnya, sejak 2006, prestasi olahraga Indonesia menurun atau stagnan," ujar LaNyalla.

Mantan Ketua PSSI itu berharap, olahraga di Indonesia bisa kembali bangkit dan tidak melulu hanya melibatkan pemerintah. "Sudah saatnya swasta juga terlibat pengelolaan olahraga," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen, menjelaskan, saat ini pemda Jateng tengah fokus pada pembinaan dan kemitraan olahraga. Peningkatan kualitas SDM dan organisasi olahraga. Sapras dikelola oleh swasta. "Dampaknya, prestasi atlet Jateng sangat membanggakan. Termasuk, prestasi pelajar dan mahasiswa disabilitas sangat membanggakan. Kita juga melakukan pembinaan para pelatih agar lebih profesional," tegasnya.

Ia menambahkan, upaya pencarian bibit unggul dilakukan melalui talent scouting, pengamatan langsung, seleksi umum dan pengataman portofolio. "Namun, kita akui masih terdapat kendala di antaranya adalah, sapras, keterlibatan perusahaan, olahraga potensial dan keunggulan lokal," tukasnya.

Sementara itu, Senator Bali, Anak Agung Gde Agung, mengatakan, di daerehnya, saat ini olahraga justeru dikelola untuk mendatangkan uang. "Even olahraga harus dijadikan berskala internasional sehingga bisa mendatangkan devisa. Inilah yang disebut sport tourism. Perlu dilakukan panca lomba, seperti olahraga gunung dan sungai," tukasnya.***