DELISERDANG-18 awak pesawat Batik Air yang menjemput warga negara Indonesia dari Wuhan China akhirnya diperbolehkan pulang kerumah masing masing setelah selesai menjalani rangkaian protokol kesehatan (karantina dan observasi) sesuai waktu yang ditentukan di natuna, Kepulauan Riau. Batik Air sudah menerima konfirmasi dari lembaga terkait, dalam hal ini Kementerian Kesehatan menyatakan kondisi sehat dan laik terbang.

Penyambutan dilakukan oleh Edward Sirait, President Director of Lion Air Group; Capt. Achmad Luthfie, CEO Batik Air; Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, Managing Director of Lion Air Group; Capt. Zwingly Silalahi, Operation Director of Batik Air; Capt. Wamildan Tsani Panjaitan, Safety, Security and Quality Director of Batik Air; Yanto Supriyatno, Engineering Director of Batik Air, Perwakilan dari manajemen Lion Air Group yang lain serta perwakilan masing-masing departemen/ divisi lingkungan Lion Air Group.

Jumlah awak pesawat tersebut diberangkatkan dari Bandar Udara Raden Sadjad, Natuna (NTX) pukul 13.30 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat/ WIB, GMT+ 07) dan tiba di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 15.30 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat/ WIB, GMT+ 07). 18 kru diterbangkan menggunakan pesawat milik TNI Angkatan Udara.

Dalam rilis yang disampaikan oleh Corporite Comunication Strategic Batik Air Danang Priantoro Selasa 18/02/2020 Batik Air mengucapkan terima kasih tak terhingga serta menempatkan apresiasi tinggi atas kesiapan, peran aktif serta profesional dalam bekerja dari awak pesawat, petugas layanan darat (ground handling), termasuk dukungan penuh pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, mitra dan berbagai pihak yang terlibat, sehingga operasional penerbangan “misi kemanusiaan” berjalan lancar.

Batik Air dengan bangga menerima dan menyambut kembali 18 awak pesawat, dengan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada pilot (person in command/ PIC); kopilot (first officer/ FO); awak kabin (flight attendant/ FA); petugas operasional keberangkatan (dispatcher, flight operation officer/ FOO) serta teknisi (engineer), yang terdiri:

1. Captain Destyo Usodo (PIC) 2. Captain Suyono Suwito (PIC) 3. Hendra Tjin (FO) 4. Taufan Widya (FO) 5. David Setiawan (SFA) 6. Indah Nurfitri Djufri (FA) 7. Tia Septiani (FA) 8. Kikiet Teguh Septarianto (FA) 9. Abdul Hakim Sungkar (FA) 10. Fahmi Husen Ali Joubah (FA) 11. Farrand Abdilla (FA) 12. Hartini Efniati Hasibuan (FA) 13. Ranti Oktaviana (FA) 14. Ni Wayan Tangkas Chika Manik (FA) 15. Anggi Dwi Saputro (FA) 16. David Rismon (Dispatcher) 17. Dimas Syamsurizal (Engineer) 18. Jemi (Engineer)

Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur (SOP) kesehatan dalam memastikan pengamanan awak pesawat, tim medis, tamu atau penumpang dan lainnya.

Operasional misi kemanusiaan Batik Air pada 1 Februari 2020 bernomor ID-8618 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK) pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) tujuan Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan yang terletak di Distrik Huangpi, 26 kilometer utara dari pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (WUH). Pesawat mendarat di Tianhe Wuhan pada 19.00 waktu setempat (Time inWuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08).

Untuk penerbangan kembali pada 2 Februari 2020, pesawat telah menerbangkan 18 awak pesawat dan 270 tamu (Warga Negara Indonesia) menggunakan Airbus 330-300CEO (18 kelas bisnis dan 374 kelas ekonomi).

Penerbangan bernomor ID-8619 “misi kemanusiaan” rute Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan di Distrik Huangpi, Wuhan pada 04.30 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, China Standard Time, GMT+ 08) dan tiba di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (BTH) pukul 08.30 WIB (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07)

Batik Air dalam hal ini bertujuan mendukung program kemanusiaan dan negara. Oleh karena itu, Batik Air menyampaikan terima kasih atas penunjukan dan kepercayaan pemerintah yang telah diberikan kepada Batik Air guna mewujudkan misi tersebut.

Batik Air tetap mengedepankan faktor keamanan dan keselamatan penerbangan (safety first). Dalam tindakan pencegahan virus dimaksud pada operasional penerbangan, Batik Air menerapkan rekomendasi dengan menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan dan menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves)dan cairan/ gel pembersih tangan (hand sanitizer)guna antisipasi serta preventif.

Batik Air berupaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan.

"Batik Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional," ucap Danang.