JAKARTA - Penyelenggaraan Kompetisi Sepakbola Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 diharapkan bisa lebih baik dan berkualitas. Untuk itu, PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mempersiapkan perangkat pertandingan jelang bergulirnya kompetisi musim 2020.


Direktur Utama LIB, Cucu Somantri ingin para perangkat pertandingan bisa bekerja lebih profesional. Hal ini disampaikannya pada saat menutup gelaran workshop LGC (Local General Coordinator), LMO (Local Media Officer), LSO (Local Security Officer) yang diikuti perwakilan kontestan Liga 1 dan Liga 2, serta Match Commissioner di Jakarta, Kamis (13/2/2020) siang.

Workshop digelar sejak 10 Februari dan berakhir pada hari ini (13/2). Pada penutupan workshop juga dihadiri anggota Komite Eksekutif  (Exco) PSSI yakni Hasani Abdulgani, Endri Irawan, Yunus Nusi, serta Erwin Tobing (Ketua Komdis PSSI) dan Triana Dewi Seroja (Ketua Komding PSSI). 

"Begitu luar biasa tiga hari ini bagi peserta workshop, terutama para match commissioner yang menjalani serangkaian tes. Saya percaya dengan keobyektifan panitia yang juga ada dari pihak AFC dalam melakukan penilaian, karena kita ingin dalam penyelenggaraan ke depan bisa lebih baik," kata Cucu Somantri, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI ini.

Cucu juga berharap match commissioner dan perwakilan klub yang hadir dalam workshop untuk menyampaikan informasi terkait regulasi kepada rekan-rekan di daerah asal, terutama para suporter.  

"Badan Yudisial PSSI hadir dalam penutupan workshop juga untuk memberikan pencerahan terkait regulasi. Salah satu contoh, terkadang hanya karena ketidak tahuan soal regulasi, suporter dengan bebas menyalakan flares. Padahal membawa ke dalam stadion saja tidak boleh. Hal-hal seperti ini harus kita pahami bersama. Begitu pentingnya para peserta workshop dihadirkan untuk sekaligus memberikan sosialisasi terkait regulasi," tambah Cucu.

Sebagai penyelenggara, Cucu meminta para perangkat klub untuk lebih profesional dalam bekerja. Peserta workshop disiapkan terutama di liga profesional, khususnya Liga 1 dan Liga 2. Secara otomatis, sebagai perangkat pertandingan juga harus profesional. "Bagaimana kita menuntut profesionalisme para pemain dan klub jika kita sebagai penyelenggara tidak profesional?" jelasnya.

"Baik match com, wasit dan perangkat pertandingan yang lain harus satu kesatuan. Dalam menyelenggarakan pertandingan harus dibriefing yang jelas harus satu kesatuan, satu pandangan dalam mengelola pertandingan, sehingga akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik," pungkasnya. ***