TAPSEL – Setelah melakukan pembinaan terhadap 27 petani andalan dan 15 Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pada 2018 dan 2019 lalu, untuk ketiga kalinya Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Selatan bersama Conservation International Indonesia (CII) kembali menyelenggarakan Training of Trainer (ToT). Bertempat di Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Batangtoru, pelatihan berlangsung selama 6 hari hingga Sabtu (08/02). Sebanyak 21 peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari 4 kecamatan penghasil sawit terbesar di Tapanuli Selatan, yakni Muara Batangtoru, Batangtoru, Angkola Selatan, dan Angkola Sangkunur.

Mulkan Effendi, Kepala Seksi Perlindungan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Selatan menyambut baik sekaligus mendukung keberlanjutan program ini.

“ToT menjadi kesempatan bagi para PPL dan kader petani untuk belajar sawit berkelanjutan. Melalui program ini, para peserta yang telah ikut harus mampu membagikan ilmunya kepada orang lain, terutama petani,” ujarnya.

Isner Manalu selaku North Sumatera Field Program Manager Conservation International Indonesia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, ancaman terhadap hutan di Tapanuli Selatan masih terus terjadi. Namun sangat disayangkan bahwa perluasan lahan sawit tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas sawit yang mana rata-rata produksi yang ideal berkisar 24 ton per hektar selama satu tahun.

“Produktivitas sawit di Tapanuli Selatan masih rendah, di bawah 10 – 12 ton per hektar per tahunnya. Maka dari itulah melalui Sekolah Lapang (SL) Kelapa Sawit Berkelanjutan, kami ingin mengajak para petani mandiri untuk mengimplementasikan praktik terbaik perkebunan yang mampu meningkatkan hasil produksi,” ungkapnya.

Dalam pembukaan ToT, ia juga menambahkan, hingga 3 tahun ke depan, ditargetkan sebanyak 800 petani mendapatkan sertifikat RSPO. Unilever, yang juga mendukung kegiatan ini akan ikut mendampingi petani hingga mendapatkan sertifikasi.

Salah satu peserta, Alhamni Harahap (PPL Kecamatan Muara Batangtoru) menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi peluang belajar agar lebih paham mengenai sawit.

“Saya berharap agar apa yang dipelajari disini dapat dibagikan kepada petani-petani yang ada di sekitar saya (Kelurahan Muara Manompas),” harapnya.

Menjelang penutupan ToT besok, para peserta mendapatkan materi sekaligus praktik lapangan mengenai penyortiran, pemanenan, pengangkutan, pemeliharaan, penilaian perkebunan, pemupukan, hingga hama dan penyakit pada kelapa sawit. Tidak hanya itu, materi mengenasi konservasi dan sertifikasi sawit juga dibahas pada pelatihan ini.