JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Farhan menyebut, insiden penganiayaan wartawan dan pengrusakan alat pewartaan adalah tindakan melanggar hukum.

Farhan, menanggapi pertanyaan wartawan terkait insiden yang dialami Jurnalis MNC di Gondai, Riau.

"Saya mengecam tindakan pengaman berlebihan yang menimbulkan cedera fisik dan pengrusakan barang kepada wartawan MNC sdr. Indra Yoserizal," kata Farhan, Rabu (5/2/2020).

Sebagai wakil rakyat yang duduk di Komisi bidang Komunikasi dan Informatika dan bermitra dengan berbagai lembaga terkait pers, Farhan meminta pihak berwajib memproses secara hukum pelaku penganiayaan dan pengrusakan terhadap wartawan MNC, "demi menjaga marwah kebebasan berpendapat di negara demokrasi ini,".

Politisi NasDem ini juga meminta pihak-pihak yang bersengketa agar tidak membabi buta dalam mengeksekusi putusan MA, "sehingga menimbulkan korban baik petani plasma maupun pihak-pihak lain yg tidak terlibat dalam sengketa tapi terdampak langsung,".

"Saya meminta semua pihak menghargai kebebasan pers yg merupakan pilar demokrasi bangsa ini," tegas Farhan.

Sebelumnya, pihak keamanan PT Nusa Wana Raya (NWR) dikabarkan menganiaya Wartawan MNC Media. Kamera wartawan tersebut juga dirampas.

Insiden itu terjadi di lokasi penyerobotan lahan plasma warga di Desa Gondai, Kecamayan Langgam, Pelalawan, Riau.

"Saya ditendang, dipukul hingga diseret layaknya binatang," kata Indra Yoserizal, reporter MNC Media kepada pers di lokasi kejadian, Rabu siang (5/2/2020).

Selain dianiaya keji, perangkat kerja berupa kamera milik Indra juga dirampas dan sampai sekarang belum dikembalikan oleh security NWR.

"Tidak ada komando jelas dalam gerakan yang dilakukan oleh security NWR, saya dianiaya seperti binatang," kata Indra.

Indra berniat melaporkan insiden itu ke kepolisian dan meminta perlindungan ke Dewan Pers.

"Saya berniat melaporkan kejadian ini ke Polres Pelalawan atau Polda," katanya.

Pantauan di lokasi kejadian, Indra datang bersama rekan media lainnya pada pukul 10.00 WIB.

Ketika itu situasi sedang memanas, antara warga dengan security perusahaan NWR saling lempar batu hingga kemudian terjadi pengejaran oleh ratusan security NWR terhadap warga.

"Ketika itu saya sedang mendokumentasikan peristiwa, berlindung di areal perkebunan. Sudah saya jelaskan saya wartawan, tapi tetap dipukul dan kamera dirampas, dirusak juga," kata Indra.

Indra menjelaskan, saat itu dia sedang merekam aksi pemukulan oleh security NWR terhadap sejumlah warga yang berlarian.

"Saya merekam insiden penganiayaan oleh security NWR menggunakan tongkat kayu, dan juga melempari batu ke arah warga," kata Indra.

Indra menjelaskan, setelah sempat dianiaya, pihaknya juga sempat disekap oleh segerombolan security hingga diintervensi.

"Sampai sekarang kamera saya belum dikembalikan, padahal di sana tersimpan bukti rekaman penganiayaan security terhadap warga," kata Indra.

Humas Polres Pelalawan Iptu Edy yang ditemui di lokasi kejadian mengakui prihatin atas insiden yang menyebabkan luka jurnalis MNC Media.

"Kami sangat menyayangkan kejadian inj, dan saya berharap teman-teman pers lebih hati-hati dalam menjalankan tugasnya," kata dia.

Ketika peristiwa bentrok berlangsung, aparat kepolisian belum berada di lokasi kejadian.

Ratusan personel polisi baru tiba di lokasi setelah insiden bentrok mereda, namun hingga siang ini pukul 11.45 WIB situasi di Gondai masih mencekam.

Ratusan masyarakat terus berdatangan dengan membawa benda tumpul dan benda tajam.

"Kami tidak takut mati untuk mempertahankan kebun yang menjadi matapencaharian kami," kata Siti, seorang ibu pemilik kebun plasma di Desa Gondai.