JAKARTA - Sebuah unggahan soal urinoir yang disebut berada di Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan, mendadak viral. Pasalnya, rongga tempat 'pipis' berdiri itu, dipenuhi batu es dan buah jeruk.

"Baru liat ada urinoar yg ditaro es sama jeruk nipis. Maaf norak. Ga tega pipisinnya Nanti berasa bikin lemon squash.Cleanlink," tulis @pandapegasoes dikutip GoNews pada Sabtu (1/2/2020).

Rupanya, es batu dan jeruk yang diletakkan di urinoir itu bukan sebagai hiasan atau agar enak dipandang mata saja. Ini adalah metode untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan urinoir.

Metode ini pada awalnya, dikenalkan oleh Andrew Rankin pada tahun 1886 ketika ia menyadari terdapat bau tidak enak saat buang air kecil di toilet.

Ia menggunakan gula, tebu, sirup, air dan bahan lainnya sebagai solusi. Namun ternyata tak efektif sebab bau masih saja terus ada di toilet.

Setelah itu, ditemukanlah es batu yang dapat mencegah molekul pada urin terlepas sehingga tak menimbulkan bau pada tahun 1920.

Di samping itu, air seni tentu saja mengandung banyak bakteri. Agar bakteri tak berkembang maka diletakkan es batu dengan lemon seperti toilet yang terletak di Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan dalam foto viral tersebut.

Suhu yang didapatkan dari dinginnya es batu akan membuat bakteri tak berkembang.

Sementara itu, jeruk lemon sendiri membantu dalam menghilangkan bau dari air seni yang mengandung amonia.

Bila belum mengetahuinya, zat tersebut yang membuat bau tak sedap selama ini yang akrab dengan toilet tak bersih atau sering pula disebut sebagai pesing.

Bila air seni terkena dinginnya air es, amoniak tidak akan menyebar lalu akibatnya toilet tidak akan bau pesing.

Selain itu, es batu juga dapat meringankan para petugas cleaning service di tempat tersebut.

Sebab ketika seseorang buang air kecil maka es batu akan ikut mencair bersama aliran air seni yang dibuang.

Dengan begitu tidak akan ada air seni yang menempel di dinding toilet.***