HONGKONG - Kepolisian Hongkong melaporkan telah terjadi ledakan bom rakitan berskala kecil. Bom rakitan tersebut meledak di kamar mandi rumah sakit umum Caritas Medical Centre pada Senin (27/1/2020).

Seperti diketahui, Hongkong hingga saat ini telah mengonfirmasi 8 kasus warganya yang positif terinfeksi virus korona jenis baru. Mereka dikabarkan dalam kondisi stabil dan terus dalam pengawasan tim medis setempat.

Ledakan bom rakitan itu membuat pihak keamanan mengevakuasi sejumlah pasien. Beruntung, tak ada korban luka maupun tewas dalam insiden tersebut.

Peristiwa mengejutkan itu, sebagaimana dilansir Reuters, terjadi setelah sekelompok massa pada Minggu (26/1/2020) membakar lobi sebuah bangunan baru di Hongkong. Bangunan itu rencananya bakal digunakan oleh otoritas setempat sebagai fasilitas karantina untuk pasien virus korona yang dikhawatirkan terus mewabah.

Sementara itu, bom rakitan meledak pada Senin (27/1) dini hari sekitar pukul 2.30 waktu setempat. Pihak keamanan belum bisa memastikan siapa yang bertanggung jawab terkait insiden tersebut. Namun, ada kemungkinan terkait unjuk rasa prodemokrasi yang sudah berlangsung selama tujuh bulan terakhir.

Satuan penjinak bom menemukan serpihan diduga berasal dari bom rakitan yang meledak di dalam toilet. Serpihan itu memiliki panjang 15 cm dan berdiameter 10 cm. “Petugas membawa serpihan yang diduga bom guna pemeriksaan lebih lanjut. Sekitar 20 orang dievakuasi dan tak ada korban luka maupun meninggal,” demikian bunyi pernyataan pihak kepolisian Hongkong seperti dilansir Reuters.

Bersamaan dengan merebaknya virus korona, kalangan legislator prodemokrasi, pegiat, dan serikat pekerja medis menyerukan agar Hongkong menutup perbatasan dengan Tiongkok guna mencegah penyebaran virus mematikan tersebut. Namun, seruan itu ditolak. Pemimpin Hongkong Carrie Lam menyebut penutupan perbatasan dinilai tidak pantas dan tidak praktis.

Lam sendiri menegaskan pihaknya melarang warga di Provinsi Hubei, Tiongkok, yang merupakan pusat wabah virus korona, masuk ke wilayah mereka. Artinya, Hongkong untuk sementara tertutup bagi warga Provinsi Hubei, Tiongkok.***