MEDAN - Siswa sekolah harus bisa berkompetisi dan harus memiliki pondasi yang kuat. Sebab, ini adalah modal untuk mengarungi masa depan yang penuh kompetisi. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa berkompetisi. Semangat kompetisi ini harus dibangun oleh seluruh institusi pendidikan di Kota Medan," ungkap Pelaksana tugas Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution saat menjadi pembina upacara di Sekolah Perguruan Islam Al Amjad Jalan Merpati, Medan Sunggal, Senin (27/1/2020).

Di hadapan siswa-siswi, Ketua Yayasan Perguruan Al Amjad Fadhullah SE MM, Pemilik Yayasan H Hasballah Yunus, Saidul Alam, para guru, Musadad, Plt Kadis Pendidikan Medan Masrul Badri, Kabag Agama Adlan, Camat Medan Sunggal M Indra Mulia Nasution, Akhyar menyampaikan sangat senang bisa diundang berhadir di sekolah ini.

"Pertama saya sangat senang anak-anak semuanya bisa menyanyikan Indonesia Raya dan membaca teks Pancasila dengan lantang. Lantang itu bukan berarti kita sombong, tapi lantang itu berarti kita berani mengekspresikan keberanian dan percaya diri, berani menyatakan hal yang benar. Saya mau seluruh anak sekolah di Kota Medan, berani lantang. Berani dengan lantang mencapai cita-citanya, berani menghadapi masa depannya," ungkapnya.

Wujud keberanian itu adalah kepercayaan diri, ini adalah pendidikan karakter dasar.

"Bapak ibu guru saya titip anak-anak, ini adalah dasar. Dalam konteks negara dan bangsa, dalam proses pendidikan, anak-anak harus memiliki pondasi yang kuat. Pondasi ini adalah modal untuk mengarungi masa depan yang penuh kompetisi," terangnya.

Menteri pendidikan menyampaikan merdeka belajar. Merdeka belajar itu, guru harus mampu mengeksplorasi karena setiap individu memiliki khas tersendiri dan itu kekayaan dan berkat dari rahmat Allah SWT.

"Tugas kita membimbing dan mengarahkan, sehingga anak bisa bisa mengeksplorasi bakatnya yang merupakan anugerah Allah SWT. Itu intinya merdeka belajar. Kita bekali anak dengan pengetahuan, disiplin, sopan santun, saling menghormati, dengan semangat yang tinggi, kerapihan, karena ke depan ini yang dibutuhkan," tandasnya.

Di lain sisi, Akhyar juga mengajak para guru agar bisa memberikan harapan kepada anak didiknya.

"Mari kita beri harapan masa depan kepada anak-anak kita, mari kita sampaikan bahwa masa depan itu adalah milik anak-anak. Ini yang harus mampu kita berikan kepada anak-anak kita sekalian. Kita beri mereka semangat, kita beri mereka dorongan, karena merekalah pemilik masa depan," tandasnya.

Akhyar mengakui, tugas guru sangat berat. Namun hal itu adalah kemuliaan, amal jariyah, sesungguhnya itulah cita-cita guru dalam memberikan yang terbaik kepada siswanya.

"Merdeka belajar itu ada tiga, ajari mereka bekerjasama, berkolaborasi, karena di masa depan, tidak ada satu pengetahuan, ilmu dan tak seorangpun yang mampu bekerja sendirian, semuanya harus berkolaborasi, semuanya harus bekerjasama, semua saling ketergantungan. Jangan ajari anak dengan individualistik, sebab tidak ada yang bisa pintar sendiri. Tetapi yang bisa memenangi pertarungan adalah orang yang mampu berkolaborasi, bekerja sama dan membangun team work," tuturnya.

Mengutip Jack Ma, Akhyar menyampaikan ada 3 hal yang penting untuk ditanamkan kepada anak didik yakni ajari anak-anak matematika, agar bisa berpikir logis dan kritis. Kemudian, ajarkan anak-anak tentang seni. Hal ini supaya anak mampu berekspresi, mampu mengembangkan imajinasi.

"Imajinasi anak harus bisa dikembangkan. Karena dunia ini dibangun oleh orang yang berimajinasi dan bermimpi," tandasnya.

Kemudian, ajari anak berolahraga. Guru harus bisa mengembangkan olahraga beregu, karena ini pengembangan karakter. Di mana seorang anak harus mampu membangun rasa saling percaya dengan team work.

"Bapak ibu sekalian, saya titipkan anak-anak. Kepada anak-anakku sekalian, saya harap untuk menjaga karakteristik Kota Medan yang multikultural, karena ke depannya kita pingin membangun Kota Medan ini dengan bersih, tertib, karena apapun failitas yang dibangun, tapi kalau warganya tidak tertib, maka hasilnya tidak akan maksimal dan kita sendiri yang rugi," hasilnya.

"Jaga kebersihan sekolah, semua siswa harus berkarakter bersih. Bersih itu sebagian dari iman. Medan ini harus bersih, cantik, karena Medan rumah kita bersama, makanya kita harus menjaga, merawat keindahan kota ini," tutupnya. (*)