MEDAN-Sultan Langkat Yang Mulia Tuanku H. Azwar Aziz mengakui kelezatan sate kerang berkalsium organik yang diracik Dosen dan Peneliti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) Khalifah Dr. Muhammad Sontang Sihotang S.Si M.Si yang juga mantan Dosen Fisika Food Technology Universitas Malaysia Terengganu (UMT) bersama Dosen FISIP USU Dr. Dara Aisyah M.Si dan Fifi Sabiluna Katering.

Hal itu diutarakan Sultan Langkat saat menerima kunjungan silaturahmi Ketua Komunitas Penggiat Eco Health Tourism (wisata kesehatan berwawasan lingkungan) Dr. Tengku Yohanita Sp.THT-KL bersama inventor Kalsium Organik (Hidroxyapatite) dari tulang ikan Khalifah Dr. Muhammad Sontang Sihotang yang juga putra Langkat dan Dr. Dara Aisyah mantan post doc dan fellow penyelidik UMT Terengganu Malaysia di kediaman Sultan Langkat di Medan, Sabtu (25/1/2020).

Saat sate kerang berkalsium organik disuguhkan kepada Sultan Langkat, beliau langsung respek dan mencicipinya. "Enak dan lezat," tutur Sultan usai memakannya seraya mengharapkan agar selain aspek wisata yang harus diperhatikan maka Langkat juga harus memanfaatkan limbah pesisir yang harus diolah menjadi produk-produk inovasi untuk kesehatan yang berbasis teknologi.

Sultan juga meminta agar inovasi tersebut dipajang di Stand Langkat PRSU 2020 dan masuk dalam program pemberdayaan desa pantai pesisir terutama untuk keluarga nelayan yang dimasukkan dalam program PKK.

Sultan Langkat mengatakan inovasi sumberdaya pesisir dapat membantu program pemerintah dalam mengatasi masalah stanting di Langkat.

Di kesempatan itu dijelaskan Dr. Dara Aisyah, sate kerang berkalsium organik tersebut sangat sehat dan tidak lagi mengandung kolesterol maupun zat-zat tak baik lainnya seperti logam berat dan pengawet. "Bahkan sangat baik untuk kesehatan tubuh seperti mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis)," ujar inovator limbah kawasan pesisir ini.

Kampung Kalsium

Di kesempatan tersebut Dara Aisyah sekaligus bermohon kepada Sultan Langkat kiranya dapat mendukung kehadiran program Kampung Kalsium untuk rakyat di kawasan pesisir Kabupaten Langkat.

Menurut Dara Aisyah, program Kampung Kalsium tersebut sangat prospektif sebagai langkah pemberdayaan masyarakat kawasan pesisir guna meningkatkan kesejahteraannya.

Lebih lanjut dikatakan Dara Aisyah, sudah saatnya Pemerintah Daerah (Pemda) berpihak kepada pembangunan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Karena keluarga nelayan dari dulu sampai sekarang berada dalam kemiskinan.

Strategi untuk mengatasi hal tersebut, kata Dara Aisyah, adalah dengan melakukan inovasi sumber daya pesisir melalui program pemanfaatan tulang ikan dan kulit kerang menjadi kalsium organik yang bermanfaat untuk kesehatan serta pengolahan sampah menjadi karbon aktif untuk menyaring air kotor menjadi air bersih dan air minum.

Ditambahkan Dara Aisyah, strategi pemberdayaan masyarakat pesisir dapat dilakukan melalui program inovasi transfer ilmu pemanfaatan limbah menjadi berbagai produk berbasis Karbon dan Kalsium untuk diaplikasikan kepada produk makanan dan minuman kesehatan yang berbasis organik.

Artinya, kata Dara Aisyah, masyarakat pesisir khususnya keluarga nelayan, perlu dicerdaskan, ditingkatkan pengetahuan dan keahliannya, melalui program transfer ilmu inovasi limbah pesisir untuk diterapkan ke produk makanan dan minuman kesehatan.

Sebenarnya, lanjut Dara Aisyah, peningkatan ekonomi keluarga nelayan dapat dilakukan dengan cara menepungkan limbah, seterusnya diolah untuk menghasilkan karbon dan kalsium. Manakala produk tersebut diolah lebih lanjut maka akan dapat diperoleh air minum berkalsium, makanan yang tahan lama dan berkalori sehingga dapat menambah stamina dan kesehatan tubuh.

"Selama ini masyarakat pesisir dan masyarakat awam jarang mengenal produk kalsium, apalagi mengkonsumsi produk berbasis kalsium. Sebab harga pati kalsium organik (murni) dipasaran sangat mahal. Itupun belum dapat dipastikan raw materials serta kehalalannya, karena ada juga kalsium yang terbuat dari tulang babi. Dengan pengolahan sendiri dari tulang ikan yang higienis, kehalalannya lebih terjamin dan toyyiban," papar Dara Aisyah yang juga anggota Pusat Unggulan Inovasi Green Kitosan dan Material Maju Universitas Sumatera Utara (USU) dan mantan Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat.*