JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari UPH, Emrus Sihombing menanggapi drama terbaru pengisian kursi Wagub DKI Jakarta yang kosong.

Seperti diketahui, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyerahkan surat keputusan berisi usulan dua nama calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Selasa (21/1/2020).

Dua nama itu adalah politikus PKS Nurmansjah Lubis dan politikus Gerindra Ahmad Riza Patria.

Surat itu diserahkan langsung oleh Penasihat Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik dan Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Muhammad Arifin kepada Anies di Balai Kota DKI Jakarta.

Kedua nama ini, baik Riza maupun Nurmansyah, bukanlah nama yang sebelumnya lolos uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).

Dalam surat yang diserahkan PKS dan Gerindra kepada Gubernur DKI Anies Baswedan pada 1 Maret 2019 lalu, dua nama yang lulus uji adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Kedua memang kader PKS, karena Gerindra disebut-sebut menyerahkan jatah kursi Wagub DKI pada PKS lantaran PKS mengalah soal pencalonan Cawapres pada Pemilu 2019.

"Dari dulu saya pernah bilang Fit proper test itu sebenarnya usaha sia-sia. Itu keputusan politik semata, tidak ada gunanya. Karena memang saya melihatnya sebenarnya proses politik di internal partai itu sudah cukup baik. Yang diajukan itu pasti sudah melalui proses politik di internal partai," kata Emrus pada Wartawan, Selasa (21/1/2020).

Setelah nama Riza (Gerindra) dan Nurmansyah (PKS) kini tertulis sebagai dua nalon Wagub DKI, menurut Emrus, kans untuk menang justru ada pada Riza.

"Dari segi kapabilitas, dua sosok ini sangat pantas diajukan. Tapi aspek politik, saya melihat, bahwa peluang untuk menjadi wakil gubernur di sidang DPRD justru terbuka lebar buat calon dari Gerindra," kata Emrus.

Hal itu karena, menurut Emrus, setelah Gerindra jadi bagian koalisi pemerintah maka di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pasti berkorelasi seperti itu juga.

"Nah jumlah kursi pendukung Riza Patria di DPRD akan semakin banyak, yaitu yang mengusung Ahok kala Pilkada 2017 dan ditambah lagi kursi Gerindra," kata Emrus.***