KARO-Persoalan banjir yang kerap terjadi di jalan nasional berastagi - desa Raya, bukan masalah yang baru, tapi sudah menjadi sorotan berbagai pihak, terlebih turun hujan, sejumlah ruas jalan di beberap titik mulai dari simpang ujung Aji - desa Raya kec. Berastagi Kab. Karo kerap banjir dan memacetkan arus lalu lintas.

Kadang muncul dari berbagi pihak bombardir kritikan dan tudingan menerpa Pemda Karo, yang beranggapan tidak ada kepedulian dalam penanganan persoalan banjir terus menerus setiap kala hujan turun. Padahal Pemda Karo secara adminitrasi dan regulasi serta memperhatikan tupoksi dalam penanganan banjir sepanjang jalan berastagi - desa Raya merupakan wewenang dan tanggungjawab Dinas BPPJN II Medan.

Bahkan Pemda Karo berulang kali memberikan solusi ketika sedang terjadi banjir di titik desa Raya depan hotel suite pakkar, langsung menormalisasi kan dengan cara menurunkan alat berat tanpa menunggu kinerja BPPJN II Medan yang mengerjakan selaku mempunyai tanggung jawab dan wewenang sesuai tupoksinya.

Gencarnya Pemda Karo menyuarakan belakangan ini, membuat pihak dari BPPJN II Medan, datang ke Pemda Karo melakukan konsolidasi dan kordinasi.

Selanjutnya Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH mengajak kepala BBPJN II Provinsi Sumatera Utara Rasyid Simanjutak bersama Arsiten 2 Dapat kita Sinulingga, kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Msi, kepala PUPR Edward Pontianus Sinulingga, kadis Perkim Paksa Tarigan, ST, Camat Berastagi Mirton Ketaren melakukan peninjuan sejumlah ruas titik yang sering alami kebanjiran di Desa Raya, Rabu (15/1/2020) pukul 10.00 Wib.

Dalam peninjuan, Bupati karo Terkelin Brahmana, SH menuturkan kepada pihak BPPJN II Provinsi Sumatera Utara bahwa kendala selama ini dilapangan ditemukan debit volume air saat hujan turun, tidak tertampung oleh saluran parit yang ada, mengingat parit kecil dan kebanyakan tidak berfungsi, sehingga air yang masuk ke parit terganjanal dan tersumbat kurang normalisasi.

"Pengaruh faktor parit tidak berfungsi akibat, ada sampah, sumbat akibat tumpukan tanah, dan perlu pelebaran parit agar volume air dapat mengalir sesuai saluran yang ada," jelas Terkelin.

Mengingat Segelumit persoalan ini, agar pihak BPPJN II Medan cari solusi agar saat hujan turun, air dapat mengalir mengikuti saluran yang ada, jika perlu pihak BPPJN II buatkan crossing (persimpangan) agar air yang datang dari arah Berastagi menuju dataran rendah ke desa Raya dapat di crossing sehingga tidak terjadi penumpukan air. "Ibarat seperti main musik air berirama mengikuti saluran crossing yang dibuat, nah tentu sangat membantu, air tidak meluber kemana mana,"paparnya.

Mendengar usulan dan saran Bupati Karo, Kepala BBPJN II Slamet Rasyid Simanjuntak, sangat mengapresiasi, namun semua itu butuh pelemparan volume air jika crossing dilakukan. "Persoalannya adakah tempatnya, jika ada kita siap membuat crossing agar debit air tidak luber kenalan lagi," ujarnya.

"Selain itu, rencana kami pihak BPPJN II Medan, kata Rasyid membuat crossing di suatu titik, dengan cara membuka di Badan jalan antara parit satu dengan yang lain, agar volume air yang kerap melebihi akan melewati crossing ke parit satu lagi yang selama ini juga tidak berfungsi dengan memperhatikan anggaran 17 milyard yang tersedia saya rasa cukup," katanya.

Disisi lain, Rasyid menambahkan dalam minggu depan kita akan menurunkan alat berat, untuk pelebaran parit yang sudah ada tersebut dan melakukan pengorekan lebih dalam lagi, untuk menciptakan saluran air semuanya berfungsi.

Lanjut Dia, sebelum pekerjaan dimulai nanti, agar pihak camat berastagi kiranya selalu mendampingi operator dalan pengorekan parit tersebut. "Sebab selama ini masih banyak masyarakat kurang sadar dalam pekerjaan kami ini, tujuan kami baik tapi masyarakat berbeda pendapat, tentu hal ini kadang menghambat pekerjaan kami," pngkasnya.*