JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan, mempelajari bahasa Arab merupakan hal penting karena terkait dengan jatidiri bangsa, dan akan memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Meskipun bahasa Arab lebih dikenal sebagai bahasa kalangan Islam dan bahasa Alquran, kata HNW kepada wartawan, Kamis (19/12/2019), mempelajari bahasa arab akan "memperbesar kecintaan kepada bahasa Indonesia dimana sebagian ruh dan jiwanya, berasal dari bahasa Arab,".

Hal itu dikarenakan, bahasa Indonesia memang banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Tak kurang dari 2750 lema bahasa Indonesia, diserap dari kosakata bahasa Arab.

Akar pengaruh bahasa Arab di dalam bahasa Indonesia, kata HNW, bahkan tercermin dalam falsafah dasar Negara. Dalam merumuskan Pancasila yang memerlukan pemikiran dan pandangan jauh ke depan tentang tafsir berbangsa, "ternyata para pendiri bangsa Indonesia, juga memberi pilihan kata yang merupakan serapan dari kosa kata bahasa Arab,".

Kata-kata kunci Pancasila yang memiliki makna yang dalam, ternyata, kata HNW, "diserap dari bahasa Arab, antara lain kata adil dalam sila ke 2 dan 5, kata adab sila ke 2, kata rakyat sila ke 4 dan 5, kata hikmat, musyawarat dan wakil di sila ke 4,".

"Begitupun dalam pembukaan UUD NRI 1945 dan batang tubuhnya, banyak dijumpai kosakata bahasa Arab yang diserap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Seperti: bab, ayat, adil, Allah, majelis, dewan, berkat, tertib, yang seluruhnya diadaptasi dari kosakata bahasa Arab," Ia menambahkan.

Belum lagi ketika bicara sejarah bahasa Arab masuk ke Indonesia melalui para saudagar, lalu berkembang dalam proses asimilasi, dan perkembangan pendidikan di tanah air, "emang sulit memisahkan antara bahasa Arab, Islam dan Indonesia,".

Demikian HNW, mengingatkan sejarah Bahasa Indonesia yang melalui pasal 36 UUD NRI 1945 dinyatakan sebagai Bahasa Negara, di momentum peringatan Hari Bahasa Arab Internasional yang bertepatan dengan 18 Desember 2019.***