JAKARTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta memastikan memang ada lonjakan populasi ular kobra di Jakarta menjelang akhir tahun ini. Namun, Kepala BKSDA Jakarta Ahmad Munawir memastikan hal ini bukan sebagai teror di tengah masyarakat. "Nah jadi ya itu (munculnya ular kobra) bahwa sebenarnya bukan suatu teror sebagaimana yang diberitakan di media bahwa ini suatu teror, bukan. Jadi ini adalah fenomena tahunan saja. Cuma tahun ini lebih banyak anakannya. Artinya ternyata di Jakarta itu masih banyak indukan," kata Munawir saat dihubungi kumparan, Rabu (18/12).

Munawir mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya populasi ular kobra karena musim kemarau yang panjang tahun ini. Menurutnya, ular kobra biasanya memasuki musim kawin pada kemarau sekitar Juni hingga Agustus dan setelah bertelur.

"Jadi kalau sekarang ini kenapa banyak dibanding tahun lalu, karena tahun ini cuacanya lebih lama panasnya. Nah yang tahun-tahun sebelumnya hujan lebih cepat datangnya di Oktober sudah hujan sehingga banyak telur ular itu kerendam enggak jadi ya," ungkapnya.

"Jadi karena tahun ini cukup panjang panasnya dan itu kan sangat cocok untuk pengetasan telur. Sehingga rata-rata itu kan keberhasilannya cukup tinggi. Sehingga cukup banyak akhirnya anakan ular ini," tambah Munawir.

Munawir mengatakan, menjelang akhir tahun ini memang banyak laporan terkait penemuan ular kobra di Jakarta. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak damkar dan PPSU.

"Kalau datanya ini saya enggak hafal persis, tapi yang jelas bahwa memang tahun ini lebih banyak. Nah kasus ini bukan hanya ke kami laporannya ada ke damkar, ada ke PPSU nah bahkan juga banyak langsung ke komunitas-komunitas. Nah di Jakarta itu cukup banyak komunitas reptil," kata Munawir.

Ia menjelaskan setidaknya hingga Desember ini ada 12 ekor yang diserahkan ke BKSDA. Jumlah itu belum termasuk yang ditangani oleh komunitas reptil lainnya.

"Yang tahun ini kemarin khusus kobra baru sekitar 12. Sebelumnya yang banyak itu piton malah," terang Munawir.***